Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Andi Firmansyah

TERVERIFIKASI

Mahasiswa Ilmu Politik

Ironi Krionika

Diperbarui: 18 Februari 2021   06:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita tidak seperti daun gugur | Ilustrasi oleh ANTHR Photoblog via Pixabay

Sebuah laboratorium di China tengah menggarap proyek pembekuan tubuh manusia yang nantinya akan digunakan untuk membangkitkan kembali orang yang telah meninggal dunia.

Cara tersebut disebut dengan Metode Krionika.

Krionika sendiri merupakan teknologi teranyar dalam dunia sains kedokteran yang bertujuan untuk menyelamatkan nyawa dengan cara mendinginkan tubuh orang yang "mati" menggunakan nitrogen cair.

Hal tersebut akan membuat pembusukan fisik berhenti, dengan harapan bahwa prosedur ilmiah di masa depan dapat menghidupkan kembali orang-orang bersangkutan. Atau secara gamblangnya, menjanjikan "kehidupan kedua".

Kondisi preservasi krionika kadang digambarkan sebagai penangguhan waktu kematian, atau "menunda kematian", karena status kondisi pasien krionika tidak mengalami perubahan sama sekali sampai tiba waktu penghidupan kembali (seperti mesin waktu).

Ada alasan yang mendasar mengapa hal semacam ini diupayakan. Sebab kebanyakan dari kita membayangkan kematian sebagai sesuatu yang gelap, suram, dan hitam. Karenanya banyak orang merasa takut, bahkan ingin menghindarinya.

Padahal yang terjadi adalah, kita keliru dalam menginterpretasikannya. Rasa takut itu muncul dari value judgment kita sendiri, dan tidak lekat pada kematian itu sendiri.

Kita takut karena menganggap kematian sama dengan siksa neraka. Kita takut karena harta materi yang dimiliki masih belum memuaskan. Kita takut karena tak mau kehilangan orang-orang tersayang. Kita takut karena...

Semua itu menciptakan interpretasi yang menyeramkan pada pikiran kita terhadap kematian.

Dan sayangnya, orang-orang tidak membicarakan hal terpentingnya.

Kita begitu terobsesi dengan umur panjang. Saat ada seseorang yang berulang tahun, kita bernyanyi dengan riang, "Panjang umurnya...panjang umurnya..."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline