Langit yang cerah tak selalu menyenangkan, kadang ia pun menyimpan hujan deras yang tak terkira. Begitu pun hidup ini, dalam keadaan sebaik apa pun, masalah bisa datang tanpa diduga.
Banyak orang enggan bertanggung jawab atas permasalahannya, karena mereka percaya, bahwa mengambil tanggung jawab terhadap suatu masalah sama dengan menjadi pihak yang dipersalahkan atas masalahnya.
Ini membuat banyak orang cenderung suka untuk melemparkan tanggung jawabnya kepada orang lain; menjadikan pihak lain sebagai kambing hitam. Dan menjadi pihak yang tidak dipersalahkan itu memang memberikan kenikmatan sementara.
Budaya kita sudah sedikit mengajarkan tentang cara kita memikul tanggung jawab. Jika saya menabrak Anda dengan sepeda, maka saya bersalah dan bertanggung jawab secara hukum untuk memberikan ganti rugi, entah bagaimana pun caranya. Bahkan jika sebenarnya saya tak sengaja, tetap saja saya dituntut untuk bertanggung jawab.
Memang begitu yang terjadi pada budaya kita: Jika Anda mengacau, Anda harus memperbaikinya. Ini sangat normal, dan memang harusnya seperti itu.
Tetapi pembaca, ada juga masalah-masalah di mana kita tidak bisa dipersalahkan dan masih harus bertanggung jawab terhadapnya.
Jika suatu hari Anda terbangun di pagi yang cerah, kemudian mendapati bayi yang masih "merah" dalam kardus di depan rumah Anda, jelas ini bukan kesalahan Anda kalau si bayi ditinggalkan di sana. Anda bahkan tak tahu kapan dan siapa yang meninggalkan bayi itu di depan pintu rumah.
Namun sekarang, bayi itu telah menjadi tanggung jawab Anda. Entah apa pun pilihan Anda nanti (merawatnya, membuangnya, atau mengabaikannya) itu merupakan masalah yang terkait dengan pilihan Anda, dan Anda tetap bertanggung jawab terhadapnya juga.
Seandainya Anda memiliki seorang adik berumur 1 tahun, kemudian secara tak sengaja memecahkan sebuah gelas, maka tanggung jawab ada pada Anda. Tidak mungkin Anda menyuruhnya untuk membereskan pecahan gelas itu.
Atau bahkan, sangatlah sia-sia apabila Anda membentaknya. Dia tak cukup paham dengan apa yang terjadi. Mungkin dia menganggap bahwa melempar gelas ke lantai adalah sebuah tindakan yang baik, dan menyenangkan.
Kita juga bertanggung jawab atas hal-hal yang bukan merupakan kesalahan kita. Inilah bagian kehidupan!