Keluarga merupakan suatu ikatan yang tercipta dari cinta orang-orang yang selalu ada untuk kita dan bisa menerima segala kekurangan serta kelebihan yang ada pada diri kita. Keluarga juga dapat dikatakan sebagai suatu lembaga sosial terkecil dalam kehidupan umat manusia sebagai mahluk sosial.
Di dalam sebuah keluarga, kita bisa menemukan banyaknya keberagaman yang tercipta dari orang-orang yang ada didalamnya, baik itu keberagaman budaya, ras, bahasa dan lain sebagainya.
Keberagaman tersebut dapat tercipta, karena di Indonesia kita diberikan kebebasan untuk memilih siapa saja orang yang akan kita pinang untuk membentuk suatu keluarga.
Sehingga banyak terciptanya keluarga yang memiliki budaya ataupun latar belakang yang berbeda-beda. banyaknya perbedaan ini bukan berarti keluarga tersebut tidak rukun ataupun tidak harmonis, melainkan menjadi suatu keindahan dan keunikan yang membuat keluarga tersebut lebih berwarna.
Seiring pekembangannya zaman, hal ini membuat perbedaan budaya yang cukup signifikan dalam sebuah keluarga atau lebih khususnya antara orang tua dan anak.
Terlebih lagi untuk orang tua yang tinggal di desa atau yang masih kurang terhadap teknologi dan pengetahuan. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari beberapa kasus yang terjadi, seperti saat saya pulang dari kegiatan pada malam hari, saya berencana untuk mandi, karena kondisi saya yang kotor dan penuh dengan keringat.
Kemudian ketika baru masuk ke kamar mandi, saya dilarang oleh orang tua saya, dengan alasan takut terkena penyakit rematik. sontak saya langsung memberitahukan kepada orang tua saya bahwa itu adalah hoax.
Namun, karena hal tersebut sudah seperti budaya dimasyarakat dan kurangnya informasi yang didapat, membuat mereka tidak percaya dan tetap tidak mengizinkan saya untuk mandi pada malam hari itu.
Tidak hanya itu, masih banyak sekali keberagaman budaya yang tejadi dalam sebuah keluarga. walaupun di era sekarang budaya kita dengan orang tua kita berbeda, kita harus tetap hargai dan hormatinya, karena mau bagaimanapun setiap manusia mempunyai pemikiran dan masa yang berbeda-beda pula.
Penulis : Muhammad fikri oktahadi, Nina Yuliana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H