Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Azzamami

Kadang ngaji, kadang bernarasi, kadang berdiskusi

Coretan tentang Islam (I)

Diperbarui: 31 Oktober 2020   07:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saya sering mendengar hadist yang bunyinya gini, "Allah itu memberikan dunia kepada siapapun, yang ia cintai maupun tidak. Namun, untuk masalah agama (keimanan) Allah hanya memberikannya kepada dia yang Ia cintai"...

Secara langsung, pikiran saya menafsiri "yang ia cintai" adalah kita, para muslimin. Mengapa? Iya, mereka, yang diberi nikmat agama (keimanan) oleh Allah, adalah mereka para muslimin. Dari sini, ada pemahaman bahwa ketika seseorang ingin mendapatkan label 'iman', ia harus melalui suatu tahap penting, Islam namanya.

Bagaimanapun, mereka tidak bisa beriman ketika yakin ada Allah, tapi tak mau bersyahadat. Atau yakin akan diutusnya Nabi, tapi tidak mau melakukan sholat, juga belum dikatakan beriman.

Lalu, apakah mereka yang telah muslim, tentu akan beriman...?

Ada sebuah pernyataan menarik yang disampaikan oleh Habib Abdurrahman Assegaf, dalam menjelaskan tentang Arkan al-Din, Pilar Agama...

. مَنْزِلُ الْإِسْلَامُ، وَهُوَمَحَلُّ تَطْهِيْرُ الْجَوَارِحِ الظَّاهِرَةِ مِنَ الذُّنُوْبِ وَتَحْلِيَتُهَا بِطَاعَةِ عَلَّامِ الْغُيُوْبِ. وَمَنْزِلُ الْإِيْمَانُ، وَهُوَمَحَلُّ تَطْهِيْرِ الْقُلُوْبِ مِنَ الْمَسَاوِى وَالْعُيُوْبِ، وَتَحْلِيَتُهَا بِمَقَامَاتِ الْيَقِيْنِ، لِتَتَهَيَّأَ لِحَمْلِ مَعْرِفَةِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَمَنْزِلَةُ الْإِحْسَانُ، وَهُوَ مَحَلُّ الشُّهُوْدِ وَالْعَيَانُ.

Potongan itu -secara tidak langsung- menyebutkan ciri Muslimin, Mukminin, dan Muhsinin.

Pertama, seorang muslim adalah mereka yang membersihkan anggota lahiriah dari perilaku² buruk dan dosa. Tak cukup itu, ia juga harus kepada Allah dan berbuat baik kepada siapapun.

Lalu iman. Seorang baru dikatakan "mukmin" ketika ia mampu membersihkan hatinya dari berbagai kotoran, dan memenuhi disetiap relung hati, keyakinan yang akan mengantarkannya "ma'rifat bil-llah".

Dan di Pilar terakhirlah ia akan disebut sebagai Muhsinin, ketika ia telah ber-musyahadah (melihat Allah dengan mata hati) dan selalu merasa diawasi oleh-Nya.

Penulis hanya berfokus pada masalah Muslim atau Islam. Untuk dua pilar selanjutnya, penulis menunggu waktu yang tepat..😊.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline