Setiap anak memiliki kepintaran dalam bidangnya masing-masing, tapi tentunya orang tua, keluarga, maupun orang sekitar dapat membantu pengembangannya, misalnya membantu dalam pengembangan kreativitas. Menurut Santrock (2002) kreativitas adalah kemampuan untuk memikirkan sesuatu dengan metode yang baru dan unik serta dapat menciptakan sebuah solusi yang unik pada sebuah permasalahan yang dihadapinya
Kreativitas menjadi hal yang urgent dalam perkembangan anak, karena kreativitas bisa meningkatkan prestasi dalam bidang akademik, sehingga semakin bagus kreativitas yang dimiliki anak, maka akan semakin bagus juga prestasi yang diraih dalam bidang akademik. Kreativitas harus dikembangkan sedini mungkin, karena anak usia dini yang memiliki kreativitas tinggi di sekolah hendaknya tidak diabaikan, akan tetapi kemampuan tersebut harus dikembangkan dan didukung penuh baik di lingkungan sekolah maupun keluarga, sehingga anak dapat mengeksplor kemampuannya tersebut
pengembangan kreativitas pada anak usia dini sebagai salah satu aspek penting dalam pengembangan anak secara menyeluruh. Kreativitas sebagai peran kunci dalam memfasilitasi untuk memunculkan sebuah pemikiran inovatif, imajinasi, dan pemecahan masalah yang kreatif seiring berjalannya waktu.
Sebuah proses untuk mengembangkan kreativitas pada anak usia dini dapat dilakukan dengan banyak cara, seperti bercerita dengan buku dongeng, melukis, berolahraga, menggambar, dan bermain.
Dalam mengembangkan potensi kreativitas pada anak, sudah selayaknya sebagai orang tua, guru, maupun lingkungan harus turut membantunya. Menurut ada beberapa cara untuk membantu dalam mengembangkan kreativitas anak, diantaranya sebagai berikut:
Pertama, orang tua harus berusaha dalam memahami perasaan dan pemikiran yang dimiliki anak
Yang kedua, orang tua harus menciptakan sebuah tempat dengan rasa aman kepada anak, sehingga anak dapat mengekspresikan dan mengembangkan potensi kreativitasnya.
Yang ketiga, orang tua harus berusaha untuk menghargai argumen anak, sehingga dapat mendorong anak agar dapat memberikan gagasan-gagasannya tanpa mengalami hambatan.
Yang keempat, orang tua harus menghargai sebuah proses daripada hasil, dengan ini orangtua mampu memandang permasalahan yang dialami anak sebagai sebuah bagian dari keseluruhan dinamika perkembangan dirinya.
Yang kelima orang tua tidak boleh memaksakan anak dengan sebuah pendapat, pandangan, atau nilai-nilai
Yang keenam, orang tua harus memfasilitasi anak dengan berusaha mencari kelebihan yang dimiliki anak dan bukan sebaliknya.