Lihat ke Halaman Asli

Badai Pasti Berlalu 2.2

Diperbarui: 6 April 2022   17:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Hari terus berlalu meninggalkan kenangan yang di sebut masalalu. Perlahan ku raih masa depan dan hal hal baru.

Jam dinding seakan berputar cepat, tibalah aku di tahun baru 2022.
Semua nampak sama saja, tak ada yang berbeda. Aku masih mengingat waktu waktu kehilangan meski telah ku tinggal jauh di belakang.

Aku yang pengangguran tak berguna, mulai mendapat secercah cahaya pundi pundi rupiah.

Orangtua ku tentu senang, karena aku tidak lagi menjadi beban nya. Aku pun merasakan hal yang sama. Senang karena bisa berbagi kebahagiaan sebagai salah satu bakti anak terhadap orangtua nya.

Januari, Februari aku lewati dengan lancar meski sedikit ada hambatan layaknya kehidupan normal.

Hal tak terduga kembali menyapa, di penghujung Maret, tepatnya 25 Maret 2022. Sehabis melaksanakan sholat Jum'at.  Kala itu matahari sangat terik. Aku pulang dengan senang. Disambut dengan senyum mamah dan anak kecil rese yang baru saja selesai mandi.

Hari itu dia sangat antusias bermain dengan ku. Tidak lama ku bermain dengan nya, sekitar 5 menit. Lalu aku pamit kepada mamah karena ada urusan kerjaan.

"Mah, Kiki ke atas dulu ya. Ada urusan kerjaan" Bicara ku pada mamah

"Iyaudah" sahut mamah dari dapur

Semua tampak biasa, seolah tak terjadi apa apa.

Baru sebentar aku keluar rumah, seorang tetangga mengabarkan ada suara minta tolong dirumah ku.
Sontak aku kaget dan bertanya, ada apa ?
Fikiran ku mulai berantakan .

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline