Suatu jenjang yang berada dalam siklus kehidupan manusia, di mana fase tersebut bisa ke arah perkembangan atau perubahan merupakan definisi dari pemuda. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 Tentang Kepemudaan, mendefinisikan pemuda sebagai warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun. Pemuda di generasi sekarang ini, tentu penguasaan teknologi yang dimiliki jauh lebih canggih daripada pemuda di generasi sebelumnya.
Penguasaan teknologi harus disertai dengan norma dan etika sehingga ada batas-batas yang diterima untuk melakukan tindakan dan tidak merugikan pihak manapun. Pemuda sangat erat kaitannya dengan perkembangan teknologi di era Revolusi Industri 4.0 atau Revolusi Industri Generasi ke empat. Revolusi industri saat ini menempatkan pada pola digitalisasi dan otomasi di semua aspek kehidupan. Banyak pihak yang belum menyadari akan adanya perubahan tersebut terutama di kalangan pendidik, padahal semua itu adalah tantangan generasi muda saat ini. Terlebih di masa sekarang generasi muda ini mempunyai tantangan sendiri menghadapi era revolusi industri.
Di era perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu pesat ini tentunya kita pernah mendengar istilah yang disebut Revolusi Industri 4.0. Revolusi merupakan semacam perubahan yang tidak direncanakan yang berlangsung dengan cepat dan revolusi industri secara sederhananya adalah perubahan besar dan radikal terhadap cara manusia memproduksi barang.
Revolusi Industri 4.0 ini merupakan salah satu implementasi dari teknologi modern tahun 2020 yang diimplementasikan dengan meningkatkan teknologi manufaktur serta membuat kerangka kebijakan strategis. Adanya teknologi seperti robotika, kecerdasan buatan, pembelajaran mesin, bioteknologi, blockchain, Internet of Things (IoT), dan mobil tanpa pengemudi menandai adanya revolusi industri 4.0. Sebelum munculnya Revolusi Industri 4.0, ada Revolusi Industri 3.0 lalu 2.0 dan 1.0 dan yang mana jauh sebelum revolusi industri.
Abad ke-17 hingga awal abad ke-18, munculnya Revolusi Industri 1.0 yang dimulai dengan keberadaan pabrik dan penemuan tenaga uap oleh para ilmuwan sebagai tanda revolusi Industri dimulai. Kemudian datang Revolusi Industri 2.0 pada pertengahan abad ke-18 contohnya seperti penggunaan listrik, munculnya produksi mobil dan Revolusi Industri 3.0 sejak 1960 ditandai dengan adanya pertumbuhan informasi digital, komputer, dan telepon pintar. Revolusi Industri 4.0 dapat dimanfaatkan sehingga bisa mendukung pola berpikir serta dapat memajukan inovasi kreatif dan inovatif dari seluruh segi kehidupan manusia dengan menggunakan teknologi atau internet.
Revolusi industri saat ini merupakan sebuah perubahan cara hidup manusia dan proses kerja secara terstruktur, yang mana adanya kemajuan teknologi informasi dapat mengintegrasikan dalam dunia kehidupan dengan digital yang dapat memberikan dampak disiplin ilmu. Pada revolusi industri saat ini, teknologi manufaktur sudah masuk pada tren otomasi dan pertukaran data informasi. Ini mencakup sistem, IoT, cyber-fisik, dan komputasi kognitif yang langsung atau tidak langsung akan mempengaruh struktur hidup manusia di dunia. Revolusi digital mencapai puncaknya saat ini dengan lahirnya teknologi digital yang berdampak masif terhadap hidup manusia di seluruh dunia. Revolusi industri generasi keempat mendorong sistem otomatisasi di dalam semua proses aktivitas internet. Teknologi internet yang semakin canggih tidak hanya mengkoneksi jutaan manusia di dunia tetapi telah menjadi basis bagi transaksi perdagangan dan transportasi secara online dan luas. Revolusi industri tidak hanya menyediakan peluang, namun juga tantangan bagi pemuda saat ini. Majunya teknologi sebagai pemicu revolusi industri saat ini juga diikuti dengan dampak lain seperti kompetisi manusia dengan mesin.
Menurut Hadion (2020:19) Revolusi industri 4.0 adalah sebuah perubahan cara hidup manusia dan proses kerja secara fundamental, di mana kemajuan teknologi informasi dapat mengintegrasikan dalam dunia kehidupan dengan digital yang dapat memberikan dampak disiplin ilmu. Pada revolusi industri 4.0, teknologi manufaktur sudah masuk pada otomasi dan pertukaran data informasi. Itu tentunya mencakup sistem IoT, lalu cyber-fisik, dan komputasi kognitif yang langsung atau tidak akan mempengaruhi tatanan hidup di dunia. Di era serba digital seperti saat ini, membawa pengaruh baik ataupun buruk dalam kehidupan dan tidak lepas dengan yang namanya tantangan. Perkembangan teknologi yang begitu cepat hingga merasuk di seluruh struktur kehidupan sosial masyarakat.
Di bidang teknologi dan informasi, tantangan pada era digital semakin banyak karena berbagai bidang kehidupan membawa pengaruh-pengaruh yang bisa membuat perubahan di setiap sisinya. Teknologi informasi merupakan bidang pengelolaan teknologi dan mencakup berbagai bidang seperti proses, perangkat lunak komputer, sistem informasi, dan data konstruksi. Data informasi atau pengetahuan yang dirasakan dalam format visual apapun, melalui setiap mekanisme distribusi multimedia, dianggap bagian dari teknologi informasi yang semakin berkembang. Tantangan dalam bidang teknologi informasi sangat banyak seperti memecahkan sebuah masalah, kemudian membuka pikiran untuk menjadi lebih kreativitas, serta meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam melakukan pekerjaan.
Kemudian di bidang sosial budaya, era digital juga memiliki pengaruh positif dan dampak negatif yang menjadikan tantangan untuk diatasi. Kemerosotan moral di kalangan sosial khususnya pemuda menjadi salah satu tantangan sosial budaya yang serius. Pola interaksi yang terjadi antar orang akan berganti dengan kehadiran teknologi era digital seperti komputer terutama pada masyarakat golongan ekonomi atas. Komputer yang dihubungkan dengan telepon telah membuka peluang untuk siapa saja untuk melihat dunia luar tanpa harus bersosial langsung. Menurut Sonjaya (2019:152) ciri-ciri utama dari Era Revolusi Industri 4.0 (four point zero) ini adalah berkurangnya peran manusia dalam berbagai aktivitas. Hanya manusia kreatiflah yang bisa bertahan. Dialah manusia yang kreatif dalam hal empat literasi utama, yaitu: literasi data (data literacy), yaitu memahami dan menguasai data; literasi teknologi (technology literacy), mahir menggunakan teknologi; dan literasi komunikasi (communication literacy) yaitu pandai melakukan komunikasi.
Tantangan utama generasi muda dalam perkembangan digital adalah untuk tidak hanyut dan menjadi korban dari sisi negatif kemajuan teknologi seperti kemajuan teknologi berpotensi membuat generasi muda cepat puas dengan pengetahuan yang diperolehnya sehingga menganggap bahwa apa yang dibacanya di internet adalah pengetahuan yang terlengkap dan final, lalu kemajuan teknologi juga berpotensi mendorong generasi muda untuk menjalin relasi secara dangkal, serta kemajuan teknologi berdampak anti sosial. Salah satu dampak yang dapat ditimbulkan dari penyalahgunaan smartphone atau ponsel adalah munculnya sifat antisosial yang mana pengguna ponsel tersebut tidak lagi peduli kepada lingkungan sosialnya sehingga cenderung mengutamakan ponsel. Selain itu, pengguna tersebut tidak peduli lagi apa yang terjadi di sekitarnya, satu-satunya yang dapat menarik perhatiannya hanyalah ponsel saja. Individu tersebut akan menjadi jarang berinteraksi dengan lingkungan yang ada di sekitarnya, oleh sebab itu kemampuan interpersonal dan emosionalnya tidak berkembang secara optimal. Sehingga seseorang akan sulit menjalin komunikasi dan membangun relasi dengan orang yang ada di lingkungan sekitarnya.
Dalam teori Fungsionalisme Struktural berpendapat bahwa masyarakat akan berjalan dengan baik jika masing-masing institusi menjalankan fungsinya dengan tepat. Keterhambatan pada salah satu institusi akan menyebabkan kegagalan pada institusi-institusi lain dan pada gilirannya akan menciptakan kemacetan pada masyarakat secara keseluruhan. Oleh karena itu pemuda juga harus berperan penting sebagai subjek pembangunan dan menjadi agen perubahan untuk lingkungannya, melalui partisipasi aktif pemuda dalam kegiatan sosial-kemasyarakatan.