Lihat ke Halaman Asli

Korupsi di Sultra dalam Renungan: Butuh 2 Langkah Ini atau Tidak Sama Sekali

Diperbarui: 3 Juni 2024   05:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Sulawesi Tenggara, sebidang tanah yang dirancang dengan keajaiban alam, membawa kekayaan yang melimpah dalam pangkuannya. Di antara perbukitan yang hijau dan pantai yang memukau, terletaklah harta karun tersembunyi yang menghidupkan pulau ini, nikel dan aspal Buton. Kedua sumber daya alam ini bukan hanya sekadar tambang emas bagi perekonomian wilayah, tetapi juga peluang untuk menunjukkan komitmen terhadap kemandirian dan pertumbuhan yang berkelanjutan.

Nikel, dengan kilauannya yang memikat, menjadi salah satu aset terpenting Sulawesi Tenggara. Cadangan nikel yang melimpah di bawah tanahnya menjanjikan peningkatan signifikan dalam Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) dan pertumbuhan ekonomi lokal. Nikel bukan hanya sebagai komoditas untuk diekspor, tetapi juga sebagai peluang untuk mengembangkan industri lokal, menciptakan lapangan kerja, dan memperkuat kemandirian ekonomi. Indonesia, dengan cadangan nikel yang melimpah, memegang peranan penting dalam pasar global, menunjukkan potensi besar dalam industri ini.

Sulawesi Tenggara tidak hanya dianugerahi dengan kekayaan nikel, tetapi juga dengan aspal Buton yang berkualitas tinggi. Sebagai pemilik 80% cadangan aspal alam dunia, Sulawesi Tenggara memiliki kesempatan emas untuk menjadi pusat industri aspal global. Sisa 20% cadangan tersebar di berbagai negara, menunjukkan dominasi Sulawesi Tenggara dalam industri ini. 

Potensi aspal Buton tidak hanya sebagai sumber pendapatan ekonomi, tetapi juga sebagai simbol kebanggaan nasional, menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam yang tak ternilai. 

Seyogyanya, kita hanya butuh rumusan sederhana namun tepat saja, untuk menunjukkan Indonesia bisa punya infrastruktur jalan yang berkualitas, tidak ada lagi protes, tidak ada lagi tangisan di sudut-sudut desa yang disebabkan jalan yang belum tersentuh aspal. Kita bisa sampai pada titik menegakan kepala untuk tunjukan bahwa kita bisa manfaatkan itu di hadapan dunia,  tidak selalu terlihat tertinggal untuk memanfaatkan  apa yang kita punya.

Sialnya, di tengah gemerlap kekayaan alamnya, Sulawesi Tenggara juga menjadi saksi dari bayangan yang menggelapkan  "korupsi". Kasus-kasus korupsi yang merajalela telah menempatkan Sulawesi Tenggara pada urutan teratas dalam daftar kerugian negara. Korupsi bukan hanya mencuri uang negara, tetapi juga mencuri masa depan generasi mendatang. Tantangan ini menciptakan hambatan besar bagi pertumbuhan ekonomi lokal dan mengancam keberlanjutan pembangunan wilayah.

Bayangkan jika korupsi merajalela dan tidak terkendali, sialnya, kekayaan alam yang melimpah yang kita miliki bisa sia-sia terbuang begitu saja. Dampaknya akan sangat merugikan bagi negara secara keseluruhan. Pertama, meskipun Sultra kaya akan sumber daya alam seperti nikel dan aspal, ironisnya, kekayaan ini tidak menghasilkan manfaat yang signifikan bagi masyarakat setempat. Korupsi yang merajalela akan membuat sumber daya alam yang seharusnya menjadi sumber kekayaan bersama dimanfaatkan secara tidak adil oleh segelintir orang, memperdalam kesenjangan ekonomi antara elit koruptor dan masyarakat luas.

Kedua, dampak negatifnya akan terasa dalam pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Dana publik yang seharusnya dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan program-program sosial lainnya bisa disalahgunakan atau hilang akibat praktik korupsi. Akibatnya, pembangunan yang tertunda atau tidak merata akan menghambat kemajuan ekonomi dan sosial, serta mengurangi akses masyarakat terhadap layanan publik yang berkualitas.

Ketiga, imbasnya akan meluas ke tingkat nasional. Sultra sebagai wilayah yang strategis dengan potensi ekonomi yang besar akan menjadi titik lemah dalam pembangunan nasional jika korupsi terus dibiarkan. Dampaknya tidak hanya berhenti di tingkat lokal, tetapi juga mengganggu stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Selain itu, citra negara di mata dunia juga akan tercoreng, menurunkan kepercayaan investor dan mitra dagang internasional, serta merugikan kemajuan pembangunan nasional secara keseluruhan.

Lantas apa yang harus kita lakukan?, setidaknya saya punya dua poin dalam perenungan saya. Aturan untuk memiskinkan koruptor dan pendidikan anti-korupsi menjadi mata pelajaran wajib adalah langkah-langkah yang sangat tepat dan bermanfaat. Penerapan aturan untuk memiskinkan koruptor menjadi langkah yang efektif untuk memberikan efek jera yang kuat terhadap para pelaku korupsi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline