Bangsa Indonesia telah mengalami berbagai peristiwa bersejarah dari yang menyenangkan hingga yang menyedihkan, sejarah inilah yang akan mempengaruhi perkembangan Negeri ini.Ttidak sedikit sejarah ini membuat luka, dalam kenangan sejarah nusantara.
24 tahun yang lalu , tepatnya pada tanggal 23 mei 1997 di Kota Banjarmasin menyumbang salah satu sejarah yang kelam di Indonesia. Meskipun peristiwa ini tidak telalu banyak di publikasikan namun peristiwa ini menjadi salah satu kerusuhan terburuk pada masa Orde Baru.
Amukan massa yang menyebabkan ratusan jiwa melayang bahkan puluhan fasilitas umum yang dirusak dan dibakar hingga ratusan kendaran roda dua dan empat yang juga ikut menjadi sasaran. Kekejaman dan keberingasan manusia terlihat di kala itu.
Kota yang seketika itu berubah menjadi peristiwa peperangan besar. Kejadikan menjadikan luka bahkan trauma bagi keluarga korban dan merugikan banyak orang. Kerusuhan ini menjadi sejarah pilu dan selalu teringat sampai saat ini.
Tragedi yang diisukan berbau politik, agama dan etnis ini biasa disebut tragedi jum'at kelabu yang pada saat itu tanggal 27 mei 1997 bertepatan dengan hari jum'at. Peristiwa ini termasuk salah satu peristiwa terbesar dalam sejarah orde baru. Konon tragedi ini menjadi salah satu pemicu tumbanganya rezim orde baru.
Pada saat itu akan ada acara besar yang dilangsungkan di pusat kota, ini merupakan agenda kempanye besar partai Golkar dalam pemilu dengan mengadakan panggung hiburan rakyat. Hari itu merupakan putaran terakhir kampanye Partai Golkar dalam Pemilu 1997. Awalnya pergelaran acara ini dilaksanakan seusai ibadah shalat jum'at. Namun rencana tersebut tidak terwujud dan seketika berubah menjai tragedi pertumpahan darah.
Pagi harinya, suasana di kota Banjarmasin masih normal seperti hari-hari biasanya. Mulanya kampanye berjajalan tertib. Sekitar pukul 09:00 Wita, kader dan simpatisan partai Golkar berbagi kepada warga berupa sapu tangan bergambar beringin dan nasi bungkus.
Namun sekitar pukul 12:00 sebagain massa dari kampanye golkar yang terdiri dari anak-anak muda dan remaja melakuakan aksi arak-arakan menggunakan sepeda motor sehingga membuat kegaduhan dengan rauangan suara knalpot sepeda motor yang dicopoti.
Mereka mengelilingi kota dan melewati Mesjid Noor di Jalan Pangeran Samudera, walau pada saat itu sudah dicegat oleh pihak keamanan. Namun massa kampanye dan didukung oleh satgas Golkar tetap bersikeras melewatinya dengan dalih bahwa shalat jum'at hampir selesai. sementara itu Jemaah Mesjid Noor masih melaksanakan ibadah sholat jum'at sehingga membuat mereka terganggu. Pada saat itu di daerah tersebut berbasis Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Selesai shalat Jum'at, jemaah marah dan beritanya menyebar dengan cepat ke telinga penduduk di berbagai tempat Kota Banjarmasin. Massa berdatangan dari segala sudut kota untuk menuju kantor DPD Golkar Kalimantan Selatan, bentrokkan pun terjadi antara massa dengan Satgas Golkar dan Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan Indonesia (FKPPI), yang beraggotakan anak-anak dari keluarga militer.