Lihat ke Halaman Asli

AYLA: Pengertian, Peningkatan Korban, dan Pencegahan secara Inklusi Sosial

Diperbarui: 20 November 2018   22:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sore hari sekitar pukul 16.30, Dela sudah tampak berdandan dengan cantik dan wangi. Tukang becak andalan transportasi di daerah tersebut telah standby di depan kost. Dela dengan berjalan anggun yang sesekali rambutnya diterbangkan oleh angin dan menambahkan aura keanggunan dan ayu dari Dela.

Tukang becak andalannya tersebut nampak tertegun melihat Dela yang sore itu memakai baju biru dongker. Dengan sigap tukang becak memutar becak dan mengangkat roda belakang becak agar Dela dapat duduk dengan mudah di bangku becak tersebut. Setelah itu Dela dengan anggunnya segera duduk di bangku tersebut.

"Mau kemana neng?" godanya tukang becak tersebut.

Dela dengan sedikit malu menjawab, "Halah, tiap hari pertanyaannya kok sama terus".

Dengan cepat tukang becak paruh baya tersebut menjawab, "Lah mbak Dela tiap hari selalu tampak ayu, semangat, dan gembira e"

"mau bagaimana lagi pak, capek sebenarnya cuman kalau capek tadi dirasa malah nanti mood jadi jelek, terus ndak dapet pelanggan, terus ndak dapet duit, terus ndak makan dan bisa bayar bapak dong?" jawab Dela dengan ketus namun tetap dengan keanggunan.

"iyaa mbak, mudah-mudahan hari ini banyak pelanggan ya mbak hehe" jawab tukang becak dengan menenangkan.

Ya benar, Dela bekerja sebagai seorang PSK (Pekerja Seks Komersial) di salah satu lokalisasi di sudut kota Semarang. Dia bekerja di lokalisasi baru 6 bulan, tetapi dia telah bergulat dengan prostitusi semenjak berusia 14 tahun atau selama 12 tahun jika dihitung dari umur Dela saat ini.

Bagaimana mungkin perempuan yang ayu dan anggun ini dapat bergulat dengan dunia prostitusi di usia semuda itu? Jawabnya ialah human trafficking. Dela yang ketika itu hanya tamatan SD harus dihadapkan dengan berbagai masalah yang menyangkut hidup. Dia hidup hanya dengan neneknya, kedua orang tuanya telah berpisah semenjak Dela berumur 3 tahun.

Ayahnya pergi meninggalkan keluarga dan sekarang tidak diketahui keberadaannya, sedangkan Ibunya menjadi TKW di Arab dan dirumorkan telah menikah kembali. Ibunya rajin memberikan uang bulanan kepada keluarganya, tetapi itu hanya sampai Dela lulus SD. Setelah itu tidak ada uang sepeser pun yang dikirimkan oleh Ibu Dela.

Di hadapkan dengan kondisi tersebut, mau tidak mau Dela harus bekerja. Setelah lulus SD dia langsung bekerja sebagai petugas konter pulsa. Selama 3 bulan dia bekerja disana dan tentunya bahagia karena dapat tinggal dengan neneknya yang lokasi rumah mereka tidak begitu jauh dari lokasi tempat Dela bekerja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline