Lihat ke Halaman Asli

Sensus Pertanian 2023, Tantangan Baru sebagai Problem Solving Sektor Pertanian Indonesia

Diperbarui: 2 Juni 2023   13:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di era digitalisasi saat ini sebuah informasi dapat diperoleh dan diakses dengan sangat cepat melalui berbagai platform media sosial. Data audio, gambar maupun video yang dihasilkan dari sebuah platform media sosial jumlahnya mencapai jutaan bahkan milyaran hanya dalam hitungan menit. Data tersebut digunakan berbagai pihak seperti pelaku bisnis untuk merencanakan strategi bisnis yang sesuai dengan tren kebutuhan masyarakat. Hal ini juga berlaku dalam berbagai sektor kehidupan lainnya seperti perencanaan pembangunan maupun pengembangan sektor pertanian.

Sektor pertanian merupakan salah satu dari 5 sektor yang menyumbang PDB tertinggi dalam pertumbuhan perekonomian Indonesia. Pada Triwulan I tahun 2023, BPS menyatakan sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan menyumbang sebesar 11,77% dari total PDB Indonesia atau menempati posisi keempat dari lima sektor penyumbang PDB tertinggi. Secara kumulatif, kelima sektor tersebut menyumbang 65,02% dari total PDB Indonesia. Pada Maret 2022, BPS mengungkapkan terdapat sebanyak 40,64 juta penduduk yang bekerja di sektor pertanian atau sebanyak 29,96% dari total pekerja. Jumlah ini merupakan terbesar dibandingkan sektor lainnya. Hal ini mengindikasikan bahwa sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang layak mendapat perhatian lebih tanpa mengesampingkan sektor lain.

Peran Data Sensus Pertanian

Sensus pertanian merupakan sensus yang bertujuan untuk mendapatkan data statistik pertanian yang lengkap dan akurat supaya diperoleh gambaran yang jelas tentang struktur pertanian di Indonesia dan sebagainya yang mana hasilnya akan digunakan sebagai data dasar dalam penentuan perkiraan produksi di berbagai sektor pertanian dan bertujuan untuk mendukung pengambilan keputusan lainnya. Akurasi data sangatlah penting agar kebijakan yang akan dibuat lebih akurat dengan berlandaskan data real di lapangan.

Dalam berbagai sajian laporan yang diterbitkan Badan Pusat Statistik (BPS), data yang tersaji dalam website tak ubahnya seperti sajian informasi dalam suatu majalah atau media cetak lainnya, sama sekali tidak mengarah pada solusi bagi masyarakat awam untuk bisa langsung take action saat memperoleh informasi dari sajian laporan BPS. Tak hanya itu, sebagian besar masyarakat yang gaptek teknologi sangat sulit untuk mendapatkan akses laporan yang diterbitkan BPS secara rutin. Pada akhirnya tanpa riset dan pengetahuan secara ilmiah, masyarakat akan tetap melakukan pengembangan pertanian secara mandiri dengan hasil evaluasi khas masyarakat pedesaan.

Berkurangnya minat pekerja di sektor pertanian

Anak muda zaman sekarang sangatlah berbeda apabila dibandingkan dengan zaman dulu, terlebih sejak berkembang pesatnya teknologi pada abad ke-20. Mereka cenderung lebih memilih pekerjaan yang memiliki prospek yang menjanjikan atau bisa dikatakan pekerjaan dengan gaji yang realistis. Keadaan tersebut semakin runyam dengan munculnya beberapa tren pekerjaan baru seperti digital marketing, content creator, data analyst dan lainnya. Hasil Sensus Pertanian tahun 2013 seakan sudah menjawab dan memprediksi jumlah para petani yang semakin menurun dan dikhawatirkan penurunannya semakin tak terkendali di masa mendatang.

Para pekerja khususnya anak muda generasi millennial dan gen Z perlu mendapat dukungan untuk ikut andil menjadi bagian dan mulai berkontribusi di sektor pertanian dengan profesi baru yang sekarang.sedang naik daun. Data Analyst menjadi salah satu profesi yang sangat berkaitan dengan pemanfaatan data dasar hasil sensus pertanian. Peran seorang data analyst sangat vital, mulai dari cleaning data, pengolahan hingga perancangan metode yang tepat berdasarkan karakteristik data dan tujuan yang diinginkan. Hal ini menjadi tantangan pemerintah dimana jumlah petani yang semakin berkurang, namun disisi lain peran profesi data analyst yang diprediksi akan terus mengalami peningkatan diharapkan mampu menghasilkan produk-produk kebijakan berdasarkan data yang dihasilkan dari sensus pertanian 2023. Tentunya dibutuhkan gerak yang kompak dan searah antara praktisi data, pembuat kebijakan dan pengembang perencanaan di sektor pertanian.

Petani dihadapkan dengan climate change

Sektor pertanian merupakan sektor yang dapat menghasilkan produk unggul apabila memperhatikan salah satu indikator penting yakni perubahan cuaca. Keadaan cuaca yang tak menentu menjadi tantangan di sektor pertanian setelah berakhirnya masa pandemi covid-19. Hal ini pernah disampaikan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo pada tahun lalu mengenai perubahan iklim yang melanda seluruh dunia. Keadaan cuaca yang tak dapat diprediksi semakin membuat sulit para petani untuk merencanakan produk-produk pertanian yang tak rentan terhadap perubahan cuaca.

Data dasar hasil sensus pertanian 2023 semestinya dapat digunakan, dimanfaatkan sekaligus diolah menjadi alat problem solving untuk memudahkan sekaligus mengedukasi masyarakat dengan informasi berbasis solusi dan saran. Solusi dalam bentuk penerapan metode terbarukan yang mudah untuk diterapkan berbagai kalangan petani merupakan hal yang sangat penting. Disamping itu, saran produk pertanian yang sesuai dengan perkembangan kondisi cuaca dan keadaan geografis mungkin lebih memberikan dampak nyata. Dengan itu, para petani akan lebih siap serta dapat mengambil langkah tepat untuk menghadapai tantangan perubahan cuaca dalam merencanakan pengembangan di sektor pertanian. Selain itu, dorongan dalam bentuk penyuluhan atau sosialisasi secara massif merupakan hal yang tak kalah penting agar terdapat keselarasan antara produk-produk kebijakan dengan penerapan di lapangan secara langsung.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline