Evaluasi sumberdaya lahan memiliki tujuan untuk menjadikan suatu lahan agar sesuai dengan karakteristik dan pengembangan yang sesuai dengan kemampuan lahan tersebut.
Evaluasi lahan sering digunakan dalam analisis mengenai potensi pertanian yang bertujuan agar komoditi pertanian yang ada di lahan tersebut sesuai dengan kemampuan lahan tersebut untuk menunjang komoditi yang akan ditanam di lahan tersebut. Walaupun kebanyakan dalam pertanian namun tidak jarang juga evaluasi sumberdaya lahan digunakan sebagai patokan dalam pendaya gunaan lahan yang diperuntukan untuk jenis kegiatan lain seperti penataan permukiman dan juga jenis kegiatan lain seperti perdagangan, industri, dan penataan guna lahan yang digunakan sebagai peruntukan bagi fasilitas umum.
Banyak metode yang digunakan untuk melakukan analisis evaluasi sumberdaya lahan, salah satunya adalah dengan menggunakan sistem informasi geografis yang dipadukan dengan penginderaan jauh yang dapat mempermudah proses pengambilan data dan juga penyajian informasi dari data-data yang telah terkumpul. Selin itu, penginderaan jauh juga memiliki keuntungan yaitu dapat menetapkan titik-titik lokasi dengan akurat yang memiliki margin error sangat sedikit sehingga analisis evaluasi lahan sering dilakukan dengan menggunakan metode penginderaan jauh. Salah satunya adalah proses evaluasi lahan yang dilakukan di Kabupaten Wonogiri untuk membantu melakukan analisis evaluasi lahan yang diperuntukan bagi sektor pertanian.
Dalam analisis dan evaluasi kemampuan lahan ini bertujuan agar dapat mendukung proses penyusunan rencana penggunaan lahan di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah untuk memberikan rekomendasi yang tepat dan cepat dalam mengatasi benturan ataupun mencegah adanya benturan pemanfaatan penggunaan lahan antara satu dengan yang lainnya.
Evaluasi dilakukan dengan melakukan pengkajian antara kesesuaian dan juga kemampuan lahan yang direncankan dengan penggunaan lahan aktual dan alokasi Pola Ruang yang terdapat dalam Rencana Tata Ruang Wilayah atau RTRW Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah. Peta potensi lahan dibuat dengan menggunakan penilaian kuantitatif yaitu dengan menghitung Indeks Potensi Lahan (IPL). Perhitungan IPL menggunakan beberapa parameter yang telah ditetapkan.
Nilai ketetapan diharuskan berbanding lurus dengan potensi suatu lahan di suatu wilayah. Jika semakin tinggi nilai harkat pada suatu parameter maka akan semakin besar juga potensi yang ada di suatu lahan yang ada pada suatu wilayah. Beberapa parameter yang digunakan dalam pembuatan peta potensi lahan yaitu relief, kemiringan lereng, tekstur tanah, hidrologi (yang meliputi air permukaan dan air tanah), serta faktor faktor khusus seperti kerawanan bencana yang ada di suatu wilayah.
Berdasarkan analisis hasil IPL yang ada di Kabupaten Wonogiri, dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat lima kelas potensi lahan yang ada di wilayah tersebut yaitu berupa kemampuan lahan sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Dimana kelas potensi lahan yang masuk dalam kategori sangat tinggi di Kabupaten Wonogiri berada pada daerah medan dataran aluvial dengan parameter medan yang mendukung eksplorasi pemanfaatan lahan di daerah tersebut seperti contohnya relief datar sehingga memiliki kedalaman tanah yang dalam, tingkat kesuburan tanah yang tinggi, kondisi air tanah yang melimpah yang baik serta tingkat kerawanan bencana rendah yang mendukung proses pembangunan.
Kelas potensi lahan sedang berada pada medan kaki gunungapi, lereng kaki gunungapi dan lereng kaki koluvial yang di dukung dengan tingkat kesuburan tanah yang cukup tinggi dan kondisi hidrologi yang cukup baik. Dengan mengetahui hal ini tentu saja dalam pemanfaatan lahan dapat sesuai dan risiko-risiko yang ada dapat diminimalisir sehingga potensi yang ada dapat dikembangkan dengan maksimal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H