Semifinal leg kedua liga champion tahun ini sungguh luar biasa seru. Penuh drama. Menegangkan. Menyedihkan. Dan, kejam.
Betapa tidak, dua tim yang sudah di atas angin secara mengejutkan harus mengubur impiannya ke Wanda Metropolitano, Madrid. Namun, pada kesempatan kali ini saya tidak akan berbicara tentang adu taktik yang sudah terjadi, sebab tulisan semacam itu bisa dengan mudah Anda jumpai di situs-situs daring.
Tulisan ini tentang sebuah hal di luar kuasa manusia; kuasa Tuhan. Perkara yang sudah pasti diyakini semua penganut agama. Oke, langsung saja ke inti pembahasan. Menurut saya, apa yang terjadi pada semifinal UCL dua hari ini adalah sebuah keajaiban. Dan, keajaiban ini bukan datang dari tangan pesulap, penyihir, dan komplotannya. Hal ini murni dari tuhan!
Saya tidak perlu mengutarakan seabrek alasan dan dalil. Tidak usah. Pasalnya pembaca sudah tahu akan kuasa Tuhan (kecuali Anda ateisme. Maka, silakan ajukan keberatan Anda di kolom komentar).
Kuasa tuhan pertama terjadi di Stadion Anfield. Tuan stadion tengah menghadapi misi sulit yang, menurut media-media internasional, hampir mustahil. Betapa tidak, tim yang bertamu ke Anfield adalah Barcelona yang tengah unggul agregat 0-3. Tengoklah pada leg I, Liverpool dengan pertahanan terapik di EPL dicukur tiga gol tanpa balas oleh Messi cs. Kejam!
Secara akal-akalan, Blaugrana sudah di final. Akan tetapi, Tuhan berkehendak lain. 90 menit waktu normal sudah lebih dari cukup bagi-Nya, untuk menunjukkan kekuasaan mutlak-Nya. Hasilnya, daya upaya dan kekuatan hanya ada pada-Nya, empat bola bersarang di gawang Ter Stegen.
Selanjutnya, kodrat kedua ada di Amsterdam. Tepatnya di Johan Cruiyff Arena. Tim kuda hitam Ajax Amsterdam, empunya markas, kedatangan tamu asal London utara, Tottenham Hotspur. Hakim Ziyech dan kolega tengah unggul agregat 1-0. Gol tandang pula.
Segalanya tampak berjalan sesuai rencana, hingga wasit Meniup peluit turun minum. Tuan stadion tengah memimpin 2-0, atau agregat 3-0. Apa boleh dikata, sekali lagi, Tuhan punya skenario lain. Dan, skenario-Nya ini jauh lebih menarik dari skenario yang kita angan. the Lilywhites membalikkan keadaan. Itu skenario-Nya!
Hebatnya, kali ini Dia hanya butuh 45 menit waktu normal plus 5 menit injury time untuk, sekali lagi, menampakkan kuasa penuh-Nya. Hebatnya lagi, Dia menunjukkan pada dunia bahwa dengan satu orang saja cukup menjadi tanda keagungan, kehebatan dan kebesaran-Nya. Engkau tempat kami mengadu...
Hari ini, tengoklah media daring dan media sosial. Ramai-ramai orang di berbagai penjuru dunia membicarakan kehebatan dua tim Inggris di atas. Ulasan dan analisis pertandingan, taktik, permainan, individual dan sosok pemain lengkap kita temukan. Namun di balik itu semua, kita lupa pada Dzat Yang Maha Segalanya.