Lihat ke Halaman Asli

Pemilu 2014 "Money Politics" Masih Merajalela

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Lega rasanya setelah selesai memberikan suara dalam Pemilu legislatif tahun 2014 ini, selain itu ini juga merupakan kali pertama saya ikut nyoblos setelah memenuhi kriteria orang yang berhak memilih yaitu minimal berusia 17 tahun.

Apresiasi memang patut kita berikan kepada calon-calon legislatif dalam kampanyenya terlihat begitu peduli dengan rakyat, mendengar tangisan rakyat serta siap menyampaikan Aspirasi rakyat. Hampir setiap calon legislatif terlihat demikian dalam kampanyenya. Terkadang untuk duduk di bangku panas legislatif para calon-calon ini melakukan berbagai macam cara termasuk dengan “Money Politics” (politik uang). Money politik ini memang bukan hal yang baru di kancah politik Indonesia bahkan di pemilu-pemilu sebelumnya banyak saya mendengar kata “siapa yang coblos si A  akan di kasih uang segini” walaupun waktu itu saya belum bisa memilih tapi banyak saya mendengar kabar-kabar burung tersebut.  Money politic memang sudah menjadi rahasia umum di Indonesia. Untuk tahun ini saya yang sudah berhak memilih kembali mendengar kata-kata tersebut dari seorang teman saya sendiri sebut saja namanya si A. Si A ini yang katakan pada saya dia di kasih uang seratus ribu untuk memilih si caleg. Menurut saya memang tidak salah kalau kita menerima uang tersebut. Sedeqah orang kok ditolak ! Yang saya tidak suka dari orang-orang yang melakukan money politic tersebut seakan-akan kesejahteraan rakyat, kedaulatan rakyat dapat dihargai dengan uang ratusan yang mereka berikan tersebut. Jadi kalau kita orang yang menerima money politic tersebut jangan salahkan mereka ketika nanti mereka terpilih sebagai wakil rakyat baik di tingkat kabupaten, provinsi, daerah bahkan nasional mereka melakukan yang namanya KORUPSI. Maklum saja, mereka telah menghabiskan banyak dana untuk berkampanye jadi bagaimana caranya modal yang begitu banyak yang mereka habiskan untuk kampanye harus kembali seperti semula. Caranya ya “KORUPSI”. Tapi kita do’akan sama-sama yang menjadi wakil rakyat nanti benar-benar orang yang peduli ke Rakyat, mendengarkan Aspirasi Rakyat. Nah, untuk mencapai kehidupan rakyat yang sejahtera dan makmur  salah satu syaratnya adalah adanya seorang Pemimpin yang adil. Semoga yang terpilih nanti adalah benar-benar seorang pemimpin yang adil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline