Lihat ke Halaman Asli

Hutang adalah Aset Indonesia

Diperbarui: 30 Oktober 2017   12:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Dalam kondisi sekarang ini semua masyarakat tak menampik bahwa hutang sebagai hidup atau biasa orang jawa bilang “ Urep ki kudu dwe utang” (Hidup itu harus punya hutang).Begitu suara masyarakat umum sekarang.

Apakah mungkin disistem negara kita tercinta ini juga demikian ? Tentunya iya,

Ketergantungan hutang terhadap suatu sistem negara Indonesia saat ini memang sangat menjanjikan, kenapa tidak? beratus-ratus bahkan beribu-ribu investor yang katanya sering kita sebut para swasta yang terkenal dengan lembaran dolar yang selalu membuat kita manusia terpana, Hal ini sangatlah mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia kedepan jika suatu investor swasta berada dalam koridor yang semestinya.

Namun apakah saat ini investor berada pada posisi yang sebenarnya dan mampu untuk kita kendalikan dengan peran kita sebagai pemilik, Jawabannya tentu iya. tetapi jawaban iya hanya terucap semata saja yang terlihat berucap tapi tak terasa.

Saat ini negara kita telah terkendalikan oleh pihak swasta yang tak lain para pihak asing yang semata ingin mencari dan menguasai harta warisan yang ada di Indonesia. begitu banyaknya infrastruktur pembagunan dimana-mana, perusahaan yang luar biasapun ada akan tetapi apakah sepenuhnya milik kita, yang katanya negara yang memiliki harta karun emas yang termasuk salah satu terbesar didunia yaitu Freeport, ini memang tak masuk akal jika kita membayangankan dengan logika, karena kita pemilik tidak sepenuhnya bisa memiliki hasil yang kita miliki, ditempat kita sendiri.

Dengan adanya pihak asing yang melingkari sistem ekonomi Indonesia saat ini akankah kita mampu untuk dapat mengendalikan mereka yang jelas kenyataanya kita malah yang telah terkendalikan, aset besar yang ada diIndonesia saat ini sepenuhnya telah dikuasai pihak asing. sedangkan kita hanya tergantung kepada hutang negara yang semakin tinggi dan tinggi, yang dalilnya swasta mampu mempengaruhi turunya hutang negara, tetapi malah justru menambah beban negara hingga mau tidak mau hutang juga yang akan mengendalikan kita. Hal ini dibuktikan nilai aset negara per 1 juli 2017 Rp. 2.188 Triliun sedangkan hutang Rp. 3.780 Triliun. hal ini cukup jelas jika kita pantas mendapat predikat hutang sebagai aset negara kita.

Semua ini bersumber dari pihak para pengendali sistem yang hanya malas dan egois yang getol berhutang dengan dalil SDA melimpah tanpa memikirkan kenyataan yang ada. ketergantungan kepada swasta asing yang tak lain sebagai pengendali sistem neolib yang sudah jelas melumpuhkan ekonomi kita sendiri. ini merupakan suatu sistem perubahan baru dalam perkembangan ekonomi yang telah merusak aspek ekonomi kita sendiri bukan sistem pancasila lagi.

Sungguh memprihatinkan kondisi ekonomi Indonesia sekarang, akankah para pengendali sistem mampu kembali untuk dapat mengendalikan sistem siluman ini yang pada dasarnya mereka sendiri yang memulai, dan mampukah mereka untuk dapat mengakhiri. hanya waktu yang akan bisa menjawab.

Sebagai generasi penerus bangsa dan pengendali sistem masa depan perlulah ketegasan untuk suatu kebijakan dalam negara, berani untuk selalu percaya diri, mampu untuk mendiri, karena sebenarnya kita generasi penerus bangsa mampu untuk melakukan apa yang semestinya kita lakukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline