Pengaruh Emosi dan Suasana Hati Dalam Organisasi
Emosi dan suasana hati merupakan 2 hal yang dapat mempengaruhi tiap-tiap anggota organisasi dalam berprilaku didalam suaru organisasi. Baik emosi yang terbawa dari lingkungan luar organisasi ataupun emosi yang tercipta saat berada didalam organisasi, sebenarnya emosi dan suasana hati apa si?
Nah menurut Fred Luthans (2005): Emosi merupakan reaksi terhadap sebuah objek, bukan suatu trait. Emosi ditujukan pada objek khusus, anda menunjukkan emosi saat senang terhadap sesuatu, marah pada seseorang, takut pada sesuatu. Emosi lebih cepat dari pada suasana hati karena terkadang emosi dapat menimbulkan suasana hati yang buruk, namun sebaliknya suasana hati juga dapat mempengaruhi emosi saat suasana hati kita buruk mungkin kita dapat cepat emosi maupun jadi melankolis.
Suasana hati merupakan suatu hal yang dapat menggambarkan keadaan atau perasaan kita saat itu. Suasana hati dapat dipahami sebagai perasaan emosional yang muncul dalam jangka waktu tertentu dan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti energi, emosi dasar, ekspresi wajah, dan penilaian terhadap suatu situasi.
Dibawah ini merupakan ciri-ciri emosi dan suasana hati.
EMOSI
1.Disebabkan oleh kejadian spesifik.
2.Sangat cepat dalam durasi (detik atau menit).
3.Bersifat spesifik dan banyak (banyak emosi-emosi spesifik seperti kemarahan, rasa takit, kesedihan, kebahagian rasa jijik, rasa terkejut).
4.Biasanya disertai oleh ekspresi wajah yang jelas.
5.Bersifat berorientasi tindakan.
SUASANA HATI
1.Penyebabnya seringkali umum dan tidak jelas.
2.Berakhir lebih lama dari emosi (jam atau hari).
3.Lebih umum (dua dimensi utama afek positif dan afek negatif yang terdiri dari berbagai emosi spesifik).
4.Biasanya tidak diindikasikan oleh ekspresi yang jelas.
5.Bersifat kognitif.
Faktor - faktor yang menyebabkan Emosi dan Suasana Hati
1. Stimulus Eksternal: Faktor-faktor eksternal seperti situasi sosial, lingkungan fisik, kejadian sehari-hari, atau peristiwa yang terjadi di sekitar seseorang dapat memicu perubahan emosi. Misalnya, konflik interpersonal, kehilangan, atau perubahan mendadak dalam lingkungan fisik dapat mempengaruhi emosi dan suasana hati.
2. Pikiran dan Interpretasi: Cara seseorang mempersepsikan dan menginterpretasikan situasi dapat mempengaruhi emosi dan suasana hati mereka. Pikiran yang negatif, kecemasan, atau pola pikir yang bias dapat memicu emosi negatif atau suasana hati yang buruk. Sebaliknya, pemikiran positif dan interpretasi yang sehat dapat membantu meningkatkan suasana hati.
3. Faktor Biologis: Faktor-faktor biologis, seperti perubahan hormonal, keturunan, kesehatan fisik, dan kondisi medis, dapat mempengaruhi emosi dan suasana hati. Misalnya, fluktuasi hormon selama siklus menstruasi atau perubahan hormonal saat pubertas atau menopause dapat berkontribusi pada perubahan emosi.
4. Kesehatan Mental: Gangguan kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, gangguan bipolar, atau gangguan suasana hati lainnya dapat menyebabkan perubahan emosi dan suasana hati yang signifikan.
5. Faktor Psikologis dan Perilaku: Pola pikir, sikap, dan perilaku seseorang dapat mempengaruhi emosi dan suasana hati mereka. Misalnya, merasa terisolasi, rendah diri, atau kurangnya dukungan sosial dapat mempengaruhi emosi. Selain itu, kebiasaan sehari-hari seperti pola tidur yang buruk, pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, atau penyalahgunaan zat juga dapat berdampak pada emosi dan suasana hati.
6. Pengaruh Lingkungan: Lingkungan sosial, budaya, dan nilai-nilai budaya dapat mempengaruhi emosi dan suasana hati seseorang.
Emosi suasana hati dapat bersumber dari cuaca, stress, tekanan kerja, aktivitas sosial, olahraga dan lain-lain. Dibawah ini merupakan salah satu contoh bahwa suasana hati dan emosi dapat mempengaruhi suatu organisasi.
Contohnya seperti dalam hal produktifitas dalam bekerja, ketika seorang karyawan merasa bahagia, termotivasi, dalam emosi yang baik, mereka cenderung bekerja lebih keras dan lebih produktif, sebaliknya ketika karyawan merasa sedih, stress, dan dalam emosi yang kurang baik, mereka dapat dimungkinkan dalam keadaan kurang termotivasi, dan produktifitas berkurang.
Kesimpulannya adalah 2 hal diatas sangat berpengaruh pada suatu organisasi jika masing-masing anggota tidak dapat membatasi diri untuk mengontrol emosi dan suasana hati saat berada didalam organisasi, karena hal tersebut dapat merugikan diri nya sendiri dan juga anggota tiap organisasi.