Lihat ke Halaman Asli

Menilik Sisi Lain Kopi (Kopi Bukan Hanya Sekedar Kopi untuk Diminum)

Diperbarui: 17 Juni 2015   13:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

142131595257573979

[caption id="attachment_390990" align="aligncenter" width="300" caption="www.naturalhut.net"][/caption]

Hari ini saya berkesempatan berkunjung ke kantor tempat saya bekerja. Sebenarnya masih dalam tahap training namun lebih banyak bertempat dikantor. Ketika hendak makan siang, saya membersihkan tangan ke kamar mandi. Namun saya terkejut ketika di dalam kamar mandi menemui kopi yang diikat dalam kasa buah tergantung di cermin. Ketika saya cari yang lain, saya tidak menjumpainya yaitu pengharum kamar mandi. Sebenarnya saya juga sudah berpikir sebelumnya bahwa kopi ini digantung sebagai penyerap bau karena salah satu sifat kopi yang saya tahu begitu. Saya bisa berkata seperti ini karena kebetulan saat ini saya bekerja di sebuah cafe sebagai peracik kopi atau lebih dikenal sebagai barista. Ketika awal masuk, saya dikenalkan dengan kopi yang memang sebelumnya buta tentang kopi, bahkan untuk meminumnya pun jarang. Namun semakin sedikit demi sedikit mengenal kopi saya ingin belajar lebih tentang kopi. Dan yang ingin saya bahas dalam tulisan saya ini ialah memandang kopi dari segi yang lain, yang selama ini jarang dibahas yaitu daya serap kopi yang begitu tinggi.

Mungkin mendengar kata Robusta dan Arabica tidak asing bagi kita. Itu adalah jenis biji kopi yang umum dalam masyarakat. Biasanya untuk mendapatkan cita rasa yang pas, perlu mencampurkan keduanya. Untuk dosis pencampuran yang digunakan berbeda-beda, tergantung pada selera. Dulu mas barista yang mengajari saya pernah bercerita, sekitaran tahun 2000, begitu ramai kopi-kopi rasa. Bagitu banyak penikmat kopi yang mencicipinya. Mungkin ada yang pernah dengan kopi durian yaitu kopi yang mempunyai cita rasa durian. Terus mas barista tersebut memberi tau bahwa untuk membentuk kopi rasa tersebut dengan cara meletakkan tumpukkan biji kopi di samping buah durian. Untuk selang waktu tertentu, kopi ini ketika disajikan salam bentuk minuman kopi, aroma dan cita rasa seperti buah durian, namun sangat tipis sekali. Mungkin mereka yang benar-benar penikmat kopi yang bisa mendetailkan rasanya. Bagi orang awam, seperti saya, ini begitu sulit. Namun saya tetap belajar bagaimana cara menikmati kopi. Selain itu ia juga bercerita, pada beberapa toko-toko parfum juga menggunakan kopi sebagai penetral aroma. Hal ini dilakukan karena saat kita memilih wangi parfum yang ingin kita cari, hal pertama yang dilakukan ialah mencium aroma parfum satu persatu. Nah, ketika kita selesai mencium aroma parfum yang satu, kita perlu mentralkan ingatan aroma kopi yang terngiang di otak dengan menghirup aroma kopi. Setelahnya kita dapat merasakan aroma parfum yang lain hingga ditemukan aroma parfum yang benar-benar kita inginkan.

Itulah sedikit kelebihan kopi diluar sebagai fungsi utamanya yaitu untuk minuman. Kita bisa memodifikasinya sebagai pentral bau di dalam kamar mandi, mobil, ruang tamu atau yang lainnya. Kita bisa mendesainnya semenarik dan seunik mungkin. Mungkin tamu, kerabat, tetangga atau sanak saudara kita akan kaget dan terkesan ketika berkunjung ke rumah kita. Mungkin dari sebagian mereka akan berbicara, "Loh kok bisa kopi digantung di kamar mandi? Buat apa ini?". Setelah kita menjelaskan lebih lanjut, mungkin mereka akan beranggapan, "Wah mbak kreatif yaa. Lucu. Mau coba ahh".

[caption id="attachment_390993" align="aligncenter" width="300" caption="Ini saya dapatkan di kamar mandi salah satu kantor perusahaan di Jakarta"]

1421316653396745263

[/caption]

[caption id="attachment_390997" align="aligncenter" width="300" caption="Dokumentasi pribadi"]

14213167732017512586

[/caption]

Yah itulah yang bisa saya tulis kali ini. Pengetahuan yang saya dapatkan dari kehidupan saya. Jika dalam tulisan saya ini ada salah dan kurangnya, mohon kritiknya.

Selamat berbagi kompasianer.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline