Lihat ke Halaman Asli

Pancasila antara Hari Lahir dan Hari Kesaktian

Diperbarui: 27 Mei 2017   15:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ada dua peringatan hari besar nasional berkaitan langsung dengan Pancasila yaitu hari lahir dan hari kesaktian. Sungguh luar biasa sebenarnya akan tetapi implementasi sila Pancasila dari ke hari semakin tidak jelas minimal dari sisi pendidikan - baik formal, informal maupun non formal. Di era Orde Baru, masih ada Penataran P-4 plus ada lembaganya yang mengembangkan sistem penatarannya yaitu BP-7.  Belum lagi setiap hari Ahad/Minggu disiarkan dari RRI bertajuk Negara Pancasila yang diasuh Tejo Sumarto, SH. Walaupun bersifat doktriner akan tetapi pengkondisian bisa dianggap sukses. 

Saat itu Pancasila dianggap sebagai Fondasi/Dasar Negara atau Ideologi Negara.  Hal ini berbeda dengan saat ini, Pancasila bukan lagi dianggap sebagai dasar negara tetapi sudah bergeser  sebagai salah satu pilar dari empat pilar kehidupan  berbangsa dan bernegara. Hal ini kalau diterus-teruskan akan membahayakan, karena ada perbedaan mendasar definisi antara pilar dengan fondasi/dasar negara. Pilar hanya sebatas tonggak sebuah bangunan. Ini berbeda dengan pengertian dasar/fondasi. Fondasi/dasar yang kuat akan mengokohkan sebuah bangunan. Itu berarti fondasi terletak di bawah yang mendasari kekokohan sebuah bangunan. Akankan pemerintahan (eksekutif dan legislatif) akan tetap mempertahankan istilah Pancasila sebagai salah satu pilar kehidupan berbangsa dan bernegara? Berarti sudah mendistorsi luar biasa.

PANCASILA: HASIL DIALOG ANTARA  AGAMA, IDEOLOGI YANG DOMINAN DAN LOKALITAS

Ada dialog  luar biasa ketika para tokoh bangsa ini membahas ideologi negara diantara  yang terlibat. Mereka berhasil mendialogkan antara agama yang dianut, ideologi yang diyakini dan kristalisasi lokalitas asal mereka hidup. Mereka tidak larut kepentingan pribadi untuk mendominasi tetapi semangat kebangsaan luar biasa yang mereka hayati menjadikan kebulatan tekad terjadi dalam wujud kesepakan Pancasila seperti saat ini. Di dalam sila tersebut berkaitan dengan Agama tercermin dalam sila 1 (Ketuhanan Yang Maha Esa). Sila pertama berkaitan dengan hubungan Vertikal. Empat sila selanjutnya berkaitan dengan masalah hubungan horisontal, yaitu kemanusiaan, persatuan antar manusia, demokrasi "khas Indonesia, dan Keadilan Sosial.   Keempat sila berkaitan dengan hubungan horisontal harus diwarnai dengan sila pertama yaitu sisi vertikal.

PANCASILA YANG SAKTI WHAT NEXT?

Pancasila hilang tidak harus ada sebuah pemberontakan ataupun makar. Tetapi justru Pancasila tidak sakti lagi ketika semua Rakyat dan Pimpinannya sudah tidak lagi memperhatikan asal dari Pernyataan Sila Pertama  Ketuhanan Yang Maha Esa yaitu dari Agama. Ketika Agama tidak dianggap lagi sebagai hal yang vital dalam penyelenggaraan berbangsa dan bernegara, otomatis Pancasila sudah tidak sakti lagi. Belum lagi rasa kemanusiaan hilang di semua kalangan rakyat dan penyelenggara negara dalam bentuk menguatnya korupsi, kolusi dan nepotisme skala kecil maupun besar, secara langsung Pancasila sudah tidak sakti lagi. Ketika ada penolakan kehadiran seseorang maupun kelompok di tempat lain dalam satu negara merupakan bentuk merongrong Pancasila terutama sila ketiga. Pemilu langsung yang selama ini terjadi sejak orde reformasi sebenarnya pelanggaran luar biasa pernyataan sila keempat  Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Lihat: http://www.kompasiana.com/muhamamdmunadi/menyoal-pemilihan-langsung-di-indonesia_5916d33a359773505af7cc50. Kalau keempat sila tidak berjalan dengan baik, itu berarti melecehkan sila kelima Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

 Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/muhamamdmunadi/menyoal-pemilihan-langsung-di-indonesia_5916d33a359773505af7cc50




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline