Disuatu malam kutermenung sambil melihat rintik-rintik hujan di jendela kamarku, kala itu aku teringat tentang penjelasan guru sejarahku yang menjelaskan tentang tokoh pahlawan yang mempertahankan integrasi bangsa dibagian wilayah Papua, waktu itu guru sejarahku menjelaskan lewat aplikasi zoom, ya karena adanya pandemi sekolah pun menjadi daring, saat itu guru sejarahku menjelaskan beberapa tokoh pahlawan, tapi yang ada dipikiran ku kala itu hanya terbesit nama Silas Papare.
Seketika aku bergegas mengambil handphone yang terletak dikasur dan langsung mencari tahu tentang Silas Papare. Setelah mencari informasi mengenai Silas Papare dari beberapa sumber, akhirnya aku tau sedikit tentang kisah hidup Silas Papare dan akan ku ceritakan disini.
Silas Papare. Siapakah beliau? Beliau adalah salah satu pahlawan yang berasal dari wilayah Papua, Silas Papare lahir di kampung Ariapi kabupaten Yapen waropen Serui sebuah pulau yang terletak di bagian Utara Papua pada tanggal 18 Desember 1918 beliau berhasil menyatukan kembali Irian jaya ke pangkuan NKRI setelah berhasil direbut oleh kekuasaan tangan Belanda.
Silas Papare lahir ditengah keluarga yang harmonis dan religius, ayah beliau yang bernama Musa Papare dan ibu beliau yang bernama Dorkas Mangge, Silas Papare menikah dengan seorang wanita yang bernama Regina albui dari pernikahan itu mereka dikaruniai 9 orang anak, 2 diantaranya adalah Musa Papare dan Grace rumansia Papare.
Silas Papare memulai pendidikan formal pertamanya di Volk school atau sekolah desa, namun karena kondisi Serui yang memprihatinkan karena memiliki banyak wabah seperti PES dan malaria. Silas akhirnya memutuskan untuk melanjutkan sekolah ke sekolah juru rawat pada tahun 1931 dan lulus pada tahun 1935 selain itu Silas Papare bekerja pada perusahaan minyak di Sorong hingga awal 1942 ketika Jepang mulai masuk ke Indonesia.
Beliau sempat membantu Belanda dan sekutu untuk melawan Jepang yang pada saat itu menduduki irian jaya ia di rekrut sebagai mata-mata Amerika serikat untuk membantu melawan Jepang ia direkrut karena kemampuannya dalam menguasai Medan disana. Berkat kemampuan beliau pernah diberi gelar oleh Belanda berupa bintang jasa pangkat sersan kelas 2 pada tanggal 4 Juni 1944.
Silas juga pernah diberi bintang perunggu oleh Koningin Wilhelmina pada tanggal 5 April 1945 jasa dan pelayanannya serta keberhasilannya mengeluarkan warga Indonesia dari hutan pada saat kependudukan Jepang.
Hal tersebut terjadi di Biak Serui dan Manokwari, Silas Papare membentuk komite Indonesia merdeka ( KIM ) hanya sekitar sebulan setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, tujuan komite ini iyalah menghimpun kekuatan dan mengatur gerak langkah perjuangan dalam membela dan mempertahan kan kemerdekaan Indonesia.
Ketika Belanda kembali berusaha menduduki Papua Silas Papare beserta temannya berusaha mempengaruhi pemuda- pemuda yang ada di Papua yang tergabung dalam batalion Papua untuk melakukan pemberontakan pada Desember 1945, namun usaha tersebut gagal dan menyebab kan Silas Papare di hukum oleh Belanda dan dikirim ke penjara yang terdapat di Serui. Selama masa penahanan nya ia bertemu dengan Dr. Samratulangi menambah keyakinan beliau bahwa Papua harus bebas dan menjadi bagian dari republik Indonesia.
Akhirnya Silas Papare mendirikan partai kemerdekaan Indonesia irian ( PKII ) pada November 1946, lalu pada tahun 1949 anggota PKII bertambah banyak hingga mencapai sekitar kurang lebih 4000 orang walaupun dianggap Belanda sebagai tindakan ilegal karena bergerak secara sembunyi-sembunyi dan membantu mempertahan kan kemerdekaan Indonesia, lalu Silas Papare ditangkap oleh Belanda dan diasingkan ke Biak akan tetapi Silas Papare berhasil Kabur dan pergi ke Yogjakarta.
Silas ditunjuk sebagai wakil rakyat atau wakil Yapen waropen atau Serui dalam konferensi meja bundar ( KMB ) pada tanggal 17 Agustus 1949, pada bulan Oktober 1949 Silas Papare membentuk badan perjuangan irian dalam rangka membantu pemerintah republik Indonesia untuk memasukan wilayah irian barat kedalam wilayah republik Indonesia tiga tahun setelah itu pada tahun 1951 Silas Papare membentuk kompi irian 17 di markas besar angkatan darat, Silas Papare terus menerus ikut membentuk kelompok perjuangan Silas Papare akhirnya berbuah manis perang pun dapat dihindari melalui perjanjian persetujuan New York AGREEMENT pada tanggal 15 Agustus 1962 di kota New York, republik Indonesia diwakilkan oleh Silas Papare dan beliau menjadi saksi sejarah di resmikannya irian barat secara defacto dan dejure sebagai bagian dari wilayah kesatuan republik Indonesia usai bergabung dengan republik Indonesia Silas Papare sempat bergabung dengan majelis permusyawaratan rakyat sementara ( MPRS ) sebagai perwakilan dari irian jaya nama setelah irian barat, pada usianya yang 60 tahun tepatnya pada tanggal 7 Maret 1978 Silas Papare pun tutup usia, Atas jasa-jasa beliau pemerintah Indonesia memberikan gelar pahlawan nasional Indonesia kepada Silas Papare pada taggal 14 September 1993 Keppres No. 77 / TK / 1993 namanya kini diabadikan sebagai salah satu kapal perang kortet kelas persim TNI angkatan laut yaitu KRI SILAS PAPARE dengan nomor lambung 386 terdapat monumen Silas Papare di Serui, lalu terdapat sekolah tinggi ilmu sosial dan ilmu politik SILAS PAPARE JAYA PURA.