Lihat ke Halaman Asli

Muhamad Yus Yunus

Sastrawan, dan Teaterawan

Profesi Bukan Perbandingan Bumi dan Langit

Diperbarui: 28 Desember 2022   02:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Pribadi

Kenapa profesi dianggap menunjukan level seseorang di mata sosial?

Kenapa ada profesi yang dianggap lebih tinggi di mata sosial?

Dan kenapa ada profesi yang dianggap lebih rendah di mata sosial?

Ada apa dengan cara pandang kita melihat pribadi sesorang?

Kita pasti pernah mendengar kalimat yang sering sekali menggambarkan suatu profesi. Atau mungkin kita pernah mendapatkan nasihat dari orang tua kita terdahulu yang berisi, "belajarlah supaya kau tidak seperti ibu dan bapakmu." Bahkan mungkin ada yang lebih parah dari itu, sebuah nasihat yang berisi kalimat merendahkan suatu profesi "jika kamu malas belajar, kamu akan menjadi seperti tukang sapu jalanan di sebrang sana." Kita sudah sangat sering mendengar kalimat-kalimat semacam ini, sehingga membentuk sebuah pemikiran yang dianggap telah lazim oleh kebanyakan orang. 

"Dia hanya seorang tukuang bakso, tidak cocok bersanding dengan anakku," kira-kira contoh terburuknya dapat kalian lihat saat Ibu Megawati perbidato saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PDI-P pada Selasa (21/6/2022). "Jadi ketika saya mau punya mantu, saya sudah bilang ke anak-anak yang tiga ini. 

Awas lho kalau nyarinya kayak tukang bakso," memang kenapa dengan tukang bakso. Bahkan Ia juga menambahi "Jadi maaf, tapi bukannya saya apa. Maksud saya, manusia Indonesia ini kan Bhinneka Tunggal Ika. Ya maka harus berpadu. Bukan hanya tubuh dan perasaan. Tapi juga dari rekayasa genetika. Kita cari-cari gitu," memangnya kenapa dengan gen tukang bakso? Bagaimana sebuah profesi bisa mengkatagorikan gen yang unggul?

Kenapa satu profesi dengan profesi lain dipercaya memiliki kedudukan yang berbeda? Memangnya nilai apa yang sebenarnya sedang diimajinasikan oleh kebanyakan orang tetang berprofesi? Jika profesi guru sangatlah mulia, apakah profesi tukang sol sepatu tidak mulia? Jika profesi seorang bakso rendah, kenapa Ia sanggup menamatkan anak-anaknya sampai menjadi sarjana? Bukankah ini tidak sebanding dengan yang katanya "cuman tukang bakso." Memangnya kenapa kalau jadi tukang bakso? 

Bukankah kedudukan tukang bakso yang berstatus sebagai rakyat di atas presiden yang bekerja untuk rakyat? Jadi seharunya jikalau ada nilai suatu profesi di mata sosial maka profesi yang paling rendah adalah menjadi presiden, bukankah begitu? Tapi kenapa anggapan ini tidak terlalu berlaku?

Selain profesi guru yang dianggap mulia karena alasan tertuntu, apakah ada alasan pada profesi lain yang dianggap memiliki kedudukan yang tinggi di mata sosial? Pasti ada alasan untuk menjawab kenapa suatu profesi dianggap paling terhormat dan berpengaruh di mata sosial. Kita bahas di sini, jika seorang pejabat katakanlah seorang Gubernur dianggap memiliki peran penting sehingga terhormat dan memiliki kududukan yang cukup tinggi pada suatu wilayah provinsi, maka jika seseorang yang berpangkat Gubernur ini tidak ada akan dianggap  darurat dan harus segera diganti. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline