Setelah Argentina kalah 2-1 dari Arab Saudi, publik sepakbola kembali dikejutkan oleh hasil Jepang melawan Jerman di fase grup piala dunia Qatar. Jepang berhasil menang dengan skor 2-1 atas Jerman yang lebih dulu unggul lewat pinalti Ilkay Gundogan.
Namun ada yang menarik dari pertandingan Jepang vs Jerman, di mana timnas Jerman melakukan gestur tutup mulut saat sesi foto tim. Usut punya usut gestur tersebut dimaksudkan sebagai bentuk protes atas kebebasan berekspresi yang gencar dilakukan otoritas setempat.
Jerman merasa kebebasan mereka dibungkam selama piala dunia Qatar berlangsung. Mulai dari pernikahan sesama jenis, dan ban kapten pelangi. Namun soal ban kapten pelangi yang dilarang diamini oleh FIFA selaku induk organisasi tertinggi sepakbola. FIFA justru menginstruksikan wasit untuk memberi kartu kuning langsung apabila ada kapten yang menggunakan ban kapten pelangi.
Selain Jerman, beberapa timnas Eropa seperti Belanda, Perancis, dan Inggris juga keberatan dengan kebijakan tersebut. Namun ketiga negara tersebut tidak ambil pusing dan lebih cair dengan aturan yang ada.
Soal gerakan yang menyangkut identitas bukan kali ini saja timnas Jerman bereaksi. Sebelumnya, mantan punggawa timnas Jerman, Mesut Ozil juga bersitegang dengan dunia sepakbola setelah cuitannya saat membela komunitas Uighur di Xinjiang, China. Sementara media Jerman memframing Ozil dan menjadikannya kambing hitam atas hasil buruk Jerman di piala dunia 2018 karena Ozil memiliki darah Turki.
Sejatinya sepakbola memang tidak bisa dicampuri dengan urusan politik, namun memisahkannya bukan perkara mudah. Dan gestur menutup mulut timnas Jerman boleh saja menjadi pro-kontra tergantung bagaimana dan siapa yang memaknainya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H