Penggunaan mobil untuk para eksekutif yakni para menteri merupakan sebuah keniscayaan yang umum berlaku di negara ini. Sebagai salah satu fasilitas negara untuk mengapresiasi tugas menteri, mobil kenegaraan diperuntukkan dengan dianggarkan tersendiri untuk pemerintahan dan kabinet terpilih. Yang menjadi diskursus adalah kritik dari masyarakat luar akan pemborosan hal tersebut terlebih jika mobil berharga mahal.
Sebagai salah satu alternatif, Koalisi Merah Putih menyarankan penggunaan mobil Esemka dalam pemerintahan Jokowi-JK mendatang. Bukankah mobil Esemka menjadi suatu hal yang digadang terutama oleh presiden terpilih Jokowi pada masanya di Solo? Bukankah Esemka menjadi andalan untuk menaikkan elektabilitas Jokowi masa itu?
Gagasan menasionalisasikan mobil Esemka bisa menjadi tantangan sekaligus peluang bagi Jokowi nantinya. Lebih besarnya lagi tentu gagasan ini akan memberikan efek bagi bangsa ini. Menjadikan mobil Esemka sebagai mobilnya para eksekutif akan membuat penilaian tersendiri dari rakyat. Pertama, pemborosan akan jauh lebih berkurang. Terang saja, mobil ini tentu jauh harganya ketimbang Mercedes Benz yang diusulkan dalam anggaran. Kedua, mobil Esemka menjadi terberdayakan kembali setelah lama redup. Esemka yang pada masa awal mencuatnya disebut sebagai prestasi bangsa tentu saja sangat dinantikan penggunaannya secara masif terutama bagi para penghuni istana nantinya. Para eksekutif penghuni istana negara bisa menjadi contoh baik untuk melanggengkan karya anak bangsa.
Koalisi Merah Putih (KMP) mendorong terealisasinya nasionalisasi mobil Esemka dalam hal ini. Jangan sampai masyarakat menjadi apatis lantaran apa yang dulu sama-sama menjadi kebanggaan yakni mobil Esemka ternyata hanya sebuah kamuflase kepentingan pencitraan semata. Akan sangat sayang jika hal itulah yang terjadi. Bukankah pemimpin menjadi contoh keteladanan? Pertanyaannya sekarang, siapkah pemerintahan Jokowi dan Jusuf Kalla dengan hal tersebut?
Sudah saatnya bangsa ini tidak lagi sekadar menjadi pengekor namun juga sebagai trendsetter terlebih untuk inovasi dan apresiasi terhadap karya anak bangsanya. Menasionalisasikan mobil Esemka bisa menjadi ajang pembuktian keseriusan pemerintah kelak terutama Jokowi sebagai inisiator Esemka dalam membangkitkan kembali kecintaan terhadap produk dan karya anak bangsa. Kita menagih komitmen Jokowi, yang ketika jelang Pilgub DKI tahun 2012 menggembar-gemborkan mobil rakitan mobil dalam negeri dan termasuk sukses mengatrol citranya itu.
Terbangun di pagi hari, ingin rasanya kita membaca headline di media-media nasional, bertajuk Esemka Jadi Mobil Kepresidenan Jokowi, tapi itu hanya jadi mimpi belaka jika Jokowi lupa pada akar sejarah benda yang mengatrol suaranya.
Pertanyaannya, siap dan maukah Jokowi beserta kabinetnya pakai mobil esemka yang buatan dalam negeri? Atau malah jaga gengsi dan setia pakai mobil impor? Jangan tanyakan pada rumput yang bergoyang. Salam tagih janji!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H