Lihat ke Halaman Asli

Muhamad Saudi

Penikmat kopi hitam

Tradisi Qunut pada Malam 15 Ramadhan di Kota Pandeglang

Diperbarui: 21 Mei 2019   00:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Di daerah perkampungan Saya Di Kota Pandeglang, Banten. dimana masyarakat kampung ini yang kental dengan budaya sunda tulen, Pada setiap hari ke 15 malam ke 16 Ramadhan selalu rutin akan sebuah tradisi unik tahunan yakni membuat ketupat.

Tradisi ini selalu disambut antusias dan dilaksanakan dengan semangat oleh para warga, bahkan 4 hari sebelumnya jadi trending topik dan bahan curhat. Hehe.. kenapa saya sebut jadi trending Topik dan bahan curhat? Karena dari kalangan Bapak- Bapak ibu-ibu hingga pemuda yang dibicarakan cuma itu-itu saja. Kata Si Bapak presiden nya Rumah tangga:

"Tahun iyeu mah urang kudu nganteuran kupat ka jakarta, ja si bungsu teu bisa balik, cenah salakina karak bisa balik malem iedul fitri".("Tahun ini mah saya harus nganter ketupat ke jakarta nih, si bungsu gak pulang karna suaminya baru bisa pulang malam iedul fitri").

Si ibu selaku Sekretariat Plus bendahara rumah tangga: "Kamana iyeu Bapana Budak, geus beurang can ngala daun kalapa bae.. iraha ngasakeuna?"("kemana ini bapaknya anak-anak, udah siang masih belum nyari daun kekelapa aja, mau kapan dimasaknya).

Si pemuda juga ikut ngomong: "hulap urang ngala daun kalapa, leuleus puguh naekna puasa kiyeu mah"(malas saya ngambil daun kelapa, lemes banget naiknya kalo lagi puasa mah")hehe.

Kulit ketupat sengaja dibuat sendiri dan masaknyapun juga dilakukan sendiri di hau(tungku). kenapa harus di tungku? karna yang dibuat biasanya banyak sebagai bahan antaran ke sanak saudara, bayangkan kalau di kompor gas, bisa abis 3 tabung gas karna lamanya proses pengukusan.

Untu kawan ketupat itu sendiri ada yang memasak daging, sayur, atau lauk kering dan sambal.

Masyarakat biasa menyebut tradisi ini dengan sebutan "qunut" atau dengan sebutan "ngupat (ngulub kupat, ngerebus ketupat").

Ketupat dibuat bersama opor ayam atau sayur tempe tahu dan kacang panjang ada juga hati ayam dan sambel kentang goreng.

Semua hasil olahan ini akan dibawa ke mushola atau masjid untuk dinikmati bersama selepas sholat tarawih.

Masyarakat akan saling berbagi makanan ini pada saat "ngariung"(tradisi kumpul dan doa bersama) di masjid atau mushola pada hari ke-15 malam, sebagai ungkapan syukur telah mampu melewati setengah perjalanan di bulan ramadhan. Waktu ngariung adalah waktu yang paling ditunggu-tunggu oleh anak-anak karena mereka bisa saling berbagi makanan dan berbagi keceriaan bersama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline