Filsafat ilmu dari sudut pandang pemikiran Islam mencakup beberapa aspek penting:
Sejarah munculnya filsafat ilmu dalam Islam:
1. Awal mula dan pengaruh pertama: Pada Masa Keemasan Islam Filsafat ilmu Islam yang berkembang (ke-8 hingga abad ke-14 M) di wilayah yang mencakup Timur Tengah, Afrika Utara, dan sebagian besar wilayah Muslim di Spanyol. Era ini didukung oleh pemerintahan yang toleran secara ilmiah, terjemahan karya klasik Yunani, Persia, dan India, serta partisipasi aktif dalam penelitian dan eksperimen ilmiah.
2. Peranan Intelektual Islam: Tokoh-tokoh seperti al-Kindi, al-Farabi, Ibnu Sina (Avicenna), dan Ibnu Rusyd (Averroes) menjadi pemimpin dalam perkembangan ilmu filsafat Islam. Mereka menggabungkan gagasan Yunani klasik dengan tradisi filsafat Islam dan mengembangkan metode ilmiah baru.
3. Ruang Lingkup Filsafat Ilmu dalam Islam: Metode dan Penelitian Ilmiah: Filsafat Ilmu Islam menekankan pentingnya observasi, eksperimen, dan pemikiran rasional dalam mengejar ilmu pengetahuan. Hal ini berbeda dengan pendekatan dogmatis dan otoritatif yang lazim di dunia Barat pada saat itu.
4. Epistemologi: Islam mengajarkan bahwa ilmu pengetahuan diperoleh melalui wahyu (Qur'an dan Hadits) dan akal (rasionalitas dan observasi). Hal ini memungkinkan berkembangnya ilmu pengetahuan berdasarkan kesimpulan logis dan pengamatan empiris.
5. Etika Sains: Filsafat sains Islam menekankan pentingnya etika dalam praktik ilmiah, termasuk kejujuran, ketelitian, dan kehati-hatian dalam penelitian dan penggunaan sains.
Kontribusi Islam terhadap Sains:
1. Matematika: Kontribusi signifikan dalam bidang aljabar, geometri, dan trigonometri. Karya-karya matematikawan seperti al-Khawarizmi dan Ibnu al-Haytham menjadi landasan bagi perkembangan matematika di Eropa.
2. Astronomi: Perkembangan teori astronomi dan penemuan penting seperti sistem bilangan Hindu-Arab, tabel astronomi, dan studi tentang gerhana matahari.
3. Kedokteran: Advokasi pengembangan metode ilmiah di bidang kedokteran yang dilakukan oleh tokoh-tokoh seperti Ibnu Sina, penulis Canon of Medicine, menjadi rujukan penting di sekolah kedokteran Eropa selama berabad-abad.