Lihat ke Halaman Asli

Viral Tren Joki Strava Bikin Pelari Terheran-heran

Diperbarui: 26 Juli 2024   17:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Komunitas lari Cianjur Running Starts Here (Dokpri)

Tren joki strava atau jasa mengganti orang lain menjalankan aktivitas olahragaa belakangan ini ramai sekali diperbincangkan di media sosial. Fenomena joki strava ini membuat semua orang di indonesia yang suka berolahraga khususnya di dunia pelarian terheran - heran. 

Dirangkum kompasianacom, kamis (09/7/2024), strava merupakan aplikasi kebugaran sosial yang dapat melacak hasil kegiatan olahraga seperti lari, bersepeda, hingga hiking dengan menggunakan data GPS. Strava mencatat data aktivitas pengguna yang kemudian dapat dibagikan secara publik .

informasi rekaman aktivitas dapat mencakup ringkasan rute, ketinggian (bersih dan searah) kecepatan (rata - rata, minimum, maksimum), waktu (total dan waktu pergerakan) tenaga , dan detak jantung atau heart rate. Saat ini, Strava memiliki lebih dari 88 juta pengguna di hampir setiap negara di seluruh dunia. 

Tren joki strava sendiri menuai cukup banyak komentar dari para netizen dan pakar olahraga, kebanyakan menilai para penyewa jasa joki Strava sebagai orang yang haus akan pengakuan sosial, hingga rela "memalsukan"informasi kebugarannya. 

ternyata, banyak warga yang menaruh minat besar terhadap layanan ini dengan meminta pencantuman catatan kebugaran dan pembuatan gambar rute pada peta. namun, tidak sedikit juga yang mengkritik layanan joki ini, karena dianggap merusak tren populer olahraga lari.

Berikut fakta-fakta mengenai tren joki Strava

1. Layanan dan Biaya Joki Strava
Layanan yang ditawarkan seorang joki Strava cukup beragam. Selain jarak tempuh, pengguna jasa joki Strava juga bisa meminta kebutuhan yang lebih spesifik, seperti pace dan elevation gain.

Salah satu penyedia jasa joki Strava, Niko, mengaku mematok harga yang berbeda-beda tergantung permintaan pace dan elevation gain dari klien.

"Kalau pace di bawah 5 kena biaya 6-7 ribu/kilometer. Kalau pace di atas 5 kena biaya 5 ribu/kilometer," kata Dimas jaya (22), seorang mahasiswa yang menawarkan 'open joki Strava' di media sosial.

"Ada juga joki elevasi gain di atas 1.000 meter bisa di 10 ribu/kilometer karena track-nya bisa di bukit atau bisa saja di gunung," lanjutnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline