Pendahuluan
Secara umum, keterampilan-keterampilan berbahasa dibagi menjadi dua macam, yakni keterampilan produktif dan keterampilan reseptif. Menulis dan berbicara merupakan keterampilan produktif, sedangkan membaca dan mendengar merupakan keterampilan reseptif. Disebut produktif karena keterampilan tersebut digunakan untuk memproduksi bahasa demi penyampaian makna, sedangkan disebut reseptif karena keterampilan tersebut digunakan untuk menangkap dan mencerna makna guna pemahaman terhadap penyampaian dalam bentuk bahasa, baik verbal maupun nonverbal (Istofaina, 2016).
Keterampilan berbahasa merupakan keterampilan yang saling berkaitan antara keterampilan satu dengan keterampilan yang lain. Komponen keterampilan berbahasa merupakan aspek-aspek yang saling berkaitan yang mencakup empat komponen keterampilan yaitu : keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis (Bowono, 2017; Tarigan, 2008; Lensun, 2015).
Keterampilan berbicara dalam bahasa indonesia merupakan suatu keterampilan bahasa yang perlu dikuasai dengan baik, karna keterampilan ini merupakan suatu indikator terpenting bagi keberhasilan peserta didik dalam belajar bahasa. Dengan penguasaan keterampilan berbicara yang baik, peserta didik dapat mengkomunikasikan ide-ide mereka, baik di sekolah dan menjaga hubungan baik dengan orang lain. Apalagi bila keterampilan berbicara tersebut diiringi dengan kesantunan bebahasa yang bagus. Sedangkan, Menurut hermawan (2014) keterampilan berbicara adalah kemampuan mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengepresikan pikiran berupa ide, pendapat, keinginan atau perasaan kepada mitra pembicara.
Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang bersifat aktif-produktif. Keterampilan ini dipandang menduduki hierarki yang paling rumit dan kompleks di antara jenis-jenis keterampilan berbahasa lainnya. Menurut Tarigan (1986:15)
yang menyatakan bahwa keterampilan menulis yang bisa diartikan sebagai kegiatan di dalam menuangkan ide atau gagasan dan dengan menggunakan bahasa tulis yang mana sebagai media penyampaiannya.
Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan studi pustaka (library research) yaitu metode dengan pengumpulan data dengan cara memahami dan mempelajari teori-teori dari berbagai literatur yang berhubungan dengan penelitian tersebut. Ada Empat tahap studi pustaka dalam penelitian yaitu menyiapkan perlengkapan alat yang diperlukan, menyiapkan bibliografi kerja, mengorganisasikan waktu dan membaca atau mencatat bahan penelitian (Menurut Zed,2004).
Pengumpulan data tersebut menggunakan cara mencari sumber dan menkontruksi dari berbagai sumber contohnya seperti buku, jurnal dan riset-riset yang sudah pernah dilakukan. Bahan pustaka yang didapat dari berbagai referensi tersebut dianalisis secara kritis dan harus mendalam agar dapat mendukung proposisi dan gagasannya.
Pembahasan
Keterampilan Berbicara
Pengertian Keterampilan Berbicara
Menurut Nurgiyantoro (1995:276) berbicara adalah aktivitas berbahasa kedua yang dilakukan manusia dalam kehidupan berbahasa, yaitu setelah aktivitas mendengarkan. Berdasarkan bunyi-bunyi yang didengar itu, kemudian manusia belajar untuk mengucapkan dan akhirnya terampil berbicara.
Berbicara diartikan sebagai kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan dan menyampaikan pikiran, gagasan, serta perasaan (Tarigan, 1983:14).
Pendapat lain mengemukakan, "Berbicara adalah keterampilan memproduksi arus sistem bunyi artikulasi untuk menyampaikan kehendak, kebutuhan, perasaan, dan keinginan pada orang lain" (Mukhsin dalam Carolina, 2001:18).
Sabarti dkk. (dalam Bukian, 2004:15) menyatakan, "Berbicara adalah peristiwa atau proses penyampaian gagasan secara lisan." Sejalan dengan itu, Tarigan (1991:132) menegaskan, "Berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasan lisan."