Lihat ke Halaman Asli

Gelombang PHK di Indonesia: Tantangan dan Solusi di Tengah Krisis Ekonomi

Diperbarui: 3 Januari 2025   13:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Penulis 1 : MUHAMAD NIZAR PRAMUDITA  (nizar.pramudita.np@gmail.com) 

Penulis 2 : Dr. H. Asep Qustolani,. S.E., MM.  (asepquinn@unma.ac.id) Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Majalengka 

Krisis ekonomi yang melanda Indonesia dalam beberapa tahun terakhir telah membawa dampak yang cukup besar bagi berbagai sektor, salah satunya adalah gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang semakin meningkat. Dalam beberapa waktu terakhir, kita sering mendengar berita tentang perusahaan-perusahaan yang terpaksa mengurangi jumlah karyawan akibat kesulitan finansial, yang tidak hanya disebabkan oleh kondisi ekonomi global, tetapi juga faktor-faktor internal yang semakin memperburuk keadaan. 

1. Penyebab Gelombang PHK di Indonesia

Menurut data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran di Indonesia mengalami peningkatan seiring dengan krisis ekonomi yang melanda. Banyak perusahaan yang terpaksa melakukan PHK untuk bertahan hidup di tengah ketidakpastian pasar. Salah satu penyebab utama adalah terjadinya kontraksi ekonomi yang dipicu oleh beberapa faktor global dan domestik.

  • Krisis Energi dan Inflasi:

Krisis energi global dan inflasi yang tinggi juga menjadi faktor signifikan dalam keputusan perusahaan untuk merumahkan karyawan. Kenaikan harga energi, terutama minyak dan gas, berdampak pada biaya produksi yang semakin tinggi. Akibatnya, banyak perusahaan, terutama yang bergerak di sektor industri, terpaksa melakukan efisiensi tenaga kerja untuk mempertahankan kelangsungan bisnis.

  • Perubahan dalam Model Bisnis dan Teknologi:

Perubahan cepat dalam teknologi juga memaksa banyak perusahaan untuk beradaptasi dengan model bisnis yang lebih efisien. Digitalisasi dan otomatisasi telah menggantikan banyak pekerjaan yang sebelumnya dikerjakan oleh manusia. Contoh konkret dapat dilihat pada sektor manufaktur dan retail, di mana penggunaan teknologi telah mengurangi kebutuhan akan tenaga kerja manusia. Proses-proses manual banyak digantikan oleh mesin dan perangkat lunak yang lebih efisien.

  • Ketidakpastian Ekonomi Global:

Kondisi ekonomi dunia yang tidak menentu, seperti perang dagang, krisis energi, dan gejolak politik global, memberikan dampak domino terhadap perekonomian Indonesia. Ketidakpastian ini menyebabkan perusahaan ragu untuk berinvestasi dan mempekerjakan karyawan baru, yang mengarah pada keputusan untuk melakukan PHK sebagai langkah penghematan biaya.

2. Tantangan yang Dihadapi oleh Pekerja yang Di-PHK

Bagi pekerja yang terdampak PHK, tantangan yang mereka hadapi tidak hanya terbatas pada kehilangan pekerjaan, tetapi juga mencakup dampak sosial dan psikologis yang muncul. Salah satu masalah utama adalah kesulitan dalam menemukan pekerjaan baru. Pasar kerja yang semakin kompetitif serta meningkatnya tuntutan keterampilan membuat pencari kerja, terutama yang ter-PHK, kesulitan beradaptasi.

Menurut Dr. Asep Suryana, pakar ekonomi ketenagakerjaan dari Universitas Indonesia, "Banyak pekerja yang terkena PHK tidak memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan pasar saat ini, sehingga mereka kesulitan mencari pekerjaan baru. Hal ini diperburuk oleh rendahnya kualitas pendidikan dan pelatihan vokasi di Indonesia." Kondisi ini membuat pencarian pekerjaan baru semakin sulit, terutama bagi pekerja dengan keterampilan yang tidak relevan dengan kebutuhan industri saat ini. Selain itu, bagi mereka yang telah lama bekerja di perusahaan, kehilangan pekerjaan juga berdampak pada kesejahteraan keluarga dan kestabilan finansial. Banyak pekerja terpaksa mengurangi pengeluaran sehari-hari dan menghadapi tekanan mental yang cukup besar. Oleh karena itu, dampak psikologis dari PHK sering kali lebih berat dibandingkan dampak ekonominya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline