Berbeda dengan kopi lainnya, Kopi Joss berhasil menarik perhatian banyak orang dan menjadi ikon atau keunikan kuliner yang berasal dari daerah Yogyakarta. Kopi Joss dikenal karena keunikan cara penyajiannya, yakni disajikan bersamaan dengan arang panas. Penggunaan nama "Kopi Joss" berasal dari cara pembuatannya yang mengeluarkan bunyi desisan "joss" ketika arang yang sangat panas dimasukkan kedalam kopi yang telah diseduh.
Selain cara pembuatan dan penyajiannya yang terbilang sangat unik, Kopi Joss juga dikenal karena cita rasanya yang sangat unik. Penggunaan arang yang panas, akan menciptakan proses karamelisasi yang menghasilkan rasa karamel yang tidak begitu kuat, tapi masih terasa nikmat di lidah. Karena cara penyajian dan cita rasanya yang unik, tidak heran jika Kopi Joss dijadikan sebagai objek wisata oleh wisatawan lokal bahkan mancanegara. Hal ini, menjadikan banyak kedai atau gerai yang menjual Kopi Joss. Karena banyaknya pedagang Kopi Joss di Yogyakarta, wisatawan tidak perlu khawatir akan terjebak dengan pedagang Kopi Joss "abal-abalan", karena saat ini Kopi Joss sudah dapat ditemui di selasar Malioboro yang berada dekat dengan Stasiun Yogyakarta.
UMKM "Kopi Joss Selasar Malioboro" adalah satu penyedia Kopi Joss yang terpercaya dan menyajikan Kopi Joss dengan rasa otentik, yang dapat dengan mudah ditemui di Selasar Malioboro. Kopi Joss Selasar Malioboro ini, dahulu adalah usaha yang berada di sepanjang Jalan Wongsodirjan, yang kemudian direlokasi ke Selasar Malioboro (atau tepatnya saat ini berada di Jalan Pasar Kembang, persis di sebelah Stasiun Yogyakarta), pada 8 April 2021. Pemindahan lokasi atau relokasi yang dilakukan oleh Pemerintah Yogyakarta terhadap Kopi Joss, rupanya tidak hanya dilakukan kepada Kopi Joss, tapi juga kepada banyak pedagang kaki lima dan UMKM lainnya yang dahulu berada di sepanjang Jalan Wongsodirjan.
"Kopi ini sudah ada dari dulu, Mas. Dari tahun 80-an. Dulu kita jualannya masih di pinggir-pinggir jalan, bukan di gedung. Sekarang aja, baru dikasih tempat sama pemerintah. Lha ini, direlokasi ke Selasar Malioboro ini", ucap Bapak Ahmad, pemilik Kopi Joss Selasar Malioboro ketika saya wawancarai.
Kopi Joss dahulu diracik pertama kali diciptakan dan diracik oleh Lek Man, pedagang yang berasal dari Klaten yang berjualan angkringan di kawasan Stasiun Tugu Yogyakarta. Dahulu saat masih berjualan angkringan di kawasan Tugu Yogyakarta tersebut, banyak dari pembeli dagangan Lek Man yang merupakan orang Jawa Timur. Pembeli-pembeli ini kerap kali meminta Lek Man untuk membuatkan mereka kopi Kothok.
Kopi Kothok adalah kopi yang pembuatannya diracik dengan direbus langsung bersamaan dengan gula. Saat itu, Lek Man tidak dapat menyanggupi permintaan pembelinya tersebut. Akhirnya Lek Man membuatkan dan meracik kopi baru dengan mencampurkan kopi panas dengan arang yang sangat panas yang saat ini dikenal dengan sebutan "Kopi Joss".
Dalam wawancara yang penulis lakukan (untuk sobat-sobat Kompasiana) bersama Bapak Ahmad, beliau juga menyebutkan pemindahan lokasi atau relokasi pedagang kaki lima dan UMKM ke Teras Malioboro oleh Pemerintah Yogyakarta tentu memberikan banyak manfaat. "Jelas banyak untungnya, Mas. Di teras Malioboro inikan tempatnya lebih bagus, lebih luas, lebih menariklah buat wisatawan. Apalagi disini yang jualankan bukan cuman saya aja, ada pedagang lain, tempat parkirnya juga luas, jadi tambah menariklah", ucap Bapak Ahmad.
Pembuatan Selasar Malioboro sebagai tempat relokasi bagi banyak pedagang kaki lima dan UMKM, rupanya menjadi sebuah pilihan yang tepat. Hal ini disebabkan karena, di Selasar Malioboro ini, wisatawan dapat menikmati berbagai kuliner tanpa harus bingung atau capek memilih tempat. Bangunan Selasar Malioboro dibangun dengan sentuhan arsitektur khas Jawa yang memberikan kesan elegan, mewah dan klasik dipadukan dengan sentuhan-sentuhan yang modern, menghasilkan suasana yang nyaman. Wisatawan juga tidak perlu merasa khawatir, karena meskipun Selasar Malioboro ditempati oleh banyak pedagang, Selasar Malioboro cukup luas untuk menampung banyak pedagang dan wisatawan. Selain itu, di Selasar Malioboro ini juga disediakan mushola yang layak untuk beribadah, toilet yang bagus dan bersih, dan parkiran yang cukup luas dan layak pakai.