Lihat ke Halaman Asli

Banyak Umat Islam tidak Paham Tauhid

Diperbarui: 10 Agustus 2015   07:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Beberapa waktu lalu, masih dalam suasa Idul Fitri saya berbincang dengan seorang tamu di rumah saya. Setelah berbicara ke sana ke mari, masuklah topik pembicaraan seputar para raja di daerah kami. Saya tersentak kaget manakala ia berucap, "penguasa di daerah kita ini ya masih disegani karena beliau diasuh oleh Ratu Laut Selatan. tetapi kalau dibandingkan dengan ayahandanya (raja sebelumnya), ya kharisma beliau masih kalah jauh....lha kalau raja sebelumnya, tingkat ilmu sepiritualnya tinggi. Dahulu kan nggak pernah kejadian, ada gempa besar...kalau di pemerintahan raja sekarang kan pernah kejadian...".

Kira-kira demikianlah, kutipan secara makna dari perkataan tamu saya tersebut. Bagi siapapun yang memahami makna tauhid, yang itu adalah pondasi ajaran Islam, tentu mengetahui bahwasanya di balik ucapan di atas tersirat satu kejahilan tentang tauhid. Meyakini bahwa manusia atau jin berkuasa untuk mendatangkan atau mencegah terjadinya bencana alam semisal gempa bumi, jelas merupakan syirik akbar yang dapat mengeluarkan dari Islam...Bahkan hal ini tergolong dalam syirik Rububiyyah, yang orang-orang Arab Jahiliyah pun tidak tergelincir di dalamnya. 

Mudahnya, tauhid Rububiyyah adalah mengesakan Allah dalam hal-hal yang merupakan perbuatan-perbuatan Allah seperti mencipta, mengatur dan memelihara alam semesta. Orang-orang Arab jahililyah tetap meyakini bahwa hanya Allah sematalah yang menciptakan alam semesta, memelihara dan mengaturnya...mereka tetap meyakini bahwa hanya Allah lah yang menghidupkan dan mematikan serta memberi rezeki... Akan tetapi ketergelinciran orang-orang Arab jahiliyah adalah dalam hal tauhid Uluhiyyah. Tauhid Uluhiyyah artinya mengesakan Allah melalui perbuatan-perbuatan hamba. Orang-orang Arab jahiliyah dulu beribadah dan berdoa kepada berhala dengan maksud agar berhala-berhala tersebut menjadi perantara antara dirinya dengan Allah, yang mana ini merupakan penyimpangan terhadap tauhid Uluhiyyah.

Bandingkanlah dengan keyakinan sebagian kaum muslimin pada hari ini, yang mereka di samping meyakini bahwa Allah adalah Dzat Yang Maha Pencipta, mereka juga meyakini bahwa Jin Penunggu Gunung berapi, jin penunggu laut sanggup mendatangkan keselamatan serta menghindarkan dari berbagai marabahaya. Ini tidak syak lagi merupakan syirik dalam hal Rububiyyah Allah yang lebih parah dari apa-apa yang dilakukan oleh kafir Quraisy dahulu...

Hendaklah setiap Muslim merenungkan firman Allah dalam Al-Qur'an Surat Maryam ayat 95 yang di dalamnya terkandung tauhid Rububiyyah, Uluhiyyah dan Asma' wa Shiffat:

رب السماوات والأرض وما بينهما فاعبده واصطبر لعبادته هل تعلم له سميا

"Tuhan (yang menguasai) langit dan bumi dan apa-apa yang ada di antara keduanya, maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadah kepada-Nya. Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia (yang patut disembah)?"

Soal kaum Muslimin di tanah air yang tergelincir dalam tauhid Uluhiyyah saat ini, lebih banyak lagi. Tidak sedikit dari umat Islam di negeri tercinta yang berdoa kepada Allah melalui perantara arwah para Nabi, para wali dan orang-orang salih yang sudah meninggal...mereka tidak sadar bahwasanya mereka telah tergelincir dalam kemusyirikan karena menyekutukan Allah dalam peribadahan (doa termasuk ibadah).

Sangat disayangkan, kendati melafazkan dalam setiap rakaat salat mereka iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin, yang artinya "hanya kepada Engkau (Ya Allah) kami menyembah, dan hanya kepada Engkau (Ya Allah) kami meminta perolongan", tetapi banyak yang tidak menghayati apa yang dibaca tersebut. Tentu sebagai bentuk kasih sayang kepada sesama kaum Muslim, layaklah kita mendo'akan: "Semoga Allah memberikan hidayah-Nya kepada mereka."




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline