Lihat ke Halaman Asli

Kederisasi Islam

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

Bingung jadi umat Islam? Mau milih kelompok Islam yang mana? Apa mau milih agama selain Islam? Apa jadi orang atheis aja?

Wah cilaka kalau ujung-ujungnya umat Islam pada bingung sampai akhirnya jadi murtad. Kecilakaan ini akan berdampak sangat besar sekali kelak di negeri akhirat setelah kita semua meninggalkan dunia fana ini. Inilah yang terjadi saat ini: Kederisasi Islam.

Kita tengok sedikit analisa apa yang terjadi di jaman sekarang ini.

Kaderisasi Islam

Sudah marak jaman sekarang ini, pengajian ada dimana-mana, dari mulai pengajian liqo yang ruang lingkupnya sedikit orang, kemudian majelis taklim ibu-ibu yang cukup ramai pesertanya dan berseragam seperti halnya anak sekolahan, sampai acara tabligh akbar yang diadakan oleh semacam majelis Rasulullah yang dihadiri oleh berbagai lapisan masyarakat dengan skala masif, karena dihadiri oleh seorang Habib terkenal yang konon katanya keturunan langsung Nabi Muhammad SAW.

Hal tersebut merupakan salah satu bentuk kaderisasi Islam dengan tujuan mencetak sebanyak mungkin para ahli agama Islam yang disiapkan untuk menjadi pendakwah sehingga umat Islam akan menjadi bertambah kuantitas dan kualitasnya. Selain itu juga untuk melawan serangan dari anti Islam yang berusaha untuk mengurangi kuantitas umat Islam, atau paling tidak menjadikan orang Islam yang tidak mengerti ajaran Islam.

Kaderisasi Islam ini memang menjadi tuntunan Nabi Muhammad SAW agar umat Islam selalu berada di jalan Islam dengan belajar terus sepanjang hayatnya tentang ajaran Islam. Perintah pertama wahyu Allah kepada Nabi SAW adalah membaca (iqra), yang bermakna belajar.

Tragedi WTC

Sejalan dengan kaderisasi Islam, saat ini sudah banyak sekali gerakan-gerakan pelemahan Islam di dunia ini, sejak ajaran Islam diusung oleh seorang Muhammad sebagai seorang Nabi Rasulullah yang terakhir, sampai kelak akhir jaman. Namun di jaman sekarang ini, ada kejadian yang menggemparkan dunia yakni pemboman gedung WTC dengan cara ditabrak pesawat penumpang sipil. Kemudian pelakunya adalah sekelompok orang muslim setelah melalui berbagai penyelidikan intelijen. Pro kontra kejadian ini terus bergulir, namun intinya adalah pesan kepada masyarakat dunia agar berhati-hati dengan kaum muslim yang bisa merusak tatanan masyarakat yang damai. Setelah itu muncul istilah teroris yang identik dengan kaum muslim.

Tragedi WTC ini merupakan sebuah trigger atau pemicu ledakan anti muslim sedunia. Efeknya ada yang semakin beringas terhadap muslim dan ada pula yang malahan berbalik menjadi seorang muslim sejati. Sampai sekarang pun akibatnya terasa pahit bagi umat Islam, bahkan di negeri tercinta Republik Indonesia pun sangat terasa sekali dampaknya dengan kehadiran pasukan Densus 88 anti teror yang khusus memerangi umat Islam yang dianggap teroris oleh pemerintah Indonesia.

Fitnah yang bagaikan air bah ini terjadi juga di dunia Arab. Dengan isu demokrasi, para diktator kerajaan Islam hancur yang berakibat pada kondisi chaos di beberapa negara Arab. Perang terjadi dimana-mana yang mengakibatkan untungnya industri persenjataan di dunia khususnya negara-negara Barat.

Tragedi ISIS

Isu ISIS di dunia merupakan tragedi WTC jilid 2. Tragedi ISIS ini fungsinya sama dengan tragedi WTC namun kedahsyatannya melebihi WTC, dapat menggetarkan dunia Islam dan seisinya. Sungguh cerdas orang atau kelompok yang mendesain tragedi ISIS ini.

Jika tragedi WTC membuat geram orang-orang di luar Islam, maka tragedi ISIS ini tidak hanya membuat geram orang non muslim, tapi juga seluruh umat Islam dibuat geram oleh ulah ISIS ini. Menurut peribahasa sekali dayung dua tiga pulau terlampaui, tragedi ISIS ini banyak manfaat yang bisa dibawa dengan isu ini, seperti Islam adalah teror yang sangat berbahaya, pecahnya kesatuan mujahidin yang berperang di Suriah, umat Islam jadi linglung kehilangan pegangan dalam beragama, menimbulkan potensi kemurtadan saking bencinya orang Islam terhadap agamanya sendiri, dll.

Entah bentuknya seperti apa apabila kelak timbul tragedi WTC jilid 3, jilid 4, dst. Semua ini merupakan salah satu episode dari fitnah dajjal yang sedang dan akan terjadi di dunia ini.

Barat, Israel, dan Iran

Menurut sejarah, sepeninggal Nabi Muhammad SAW kerajaan Islam pernah berjaya di dunia ini dengan menaklukkan dua kerajaan besar yakni kerajaan Romawi dan kerajaan Persia. Saat itu kerajaan Romawi merupakan kerajaan besar yang mewakili peradaban Barat, sementara kerajaan Persia juga merupakan kerajaan besar yang berada di negara Iran saat ini. Kedua kerajaan besar ini punya pengaruh yang signifikan terhadap kehidupan dunia saat itu.

Ditinjau dari aspek ideologi, ternyata saat ini padanan kedua negara besar tersebut adalah negara-negara Barat yang diketuai oleh Amerika Serikat sebagai padanan kerajaan Romawi jaman dulu, dan negara Iran sebagai padanan kerajaan Persia jaman dulu yang saat ini sungguh kuat dengan ajaran Syiah-nya. Saat ini ajaran ideologi Syiah bertentangan dengan ajaran Islam, karena Syiah tidak mengakui bahkan membenci 3 orang khalifah (pemimpin Islam) sekaligus sahabat utama Nabi Muhammad SAW, yakni Khalifah Abu Bakar ra, Khalifah Umar bin Khattab ra, dan Khalifah Usman bin Affan ra. Hanya Khalifah Ali ra saja yang diakui oleh kelompok Syiah ini karena memang mereka adalah pengikut Ali ra yang buta iman Islam. Dengan alasan Ali ra merupakan mantunya Nabi Muhammad SAW, maka mereka hanya mengakui Ali sebagai pengganti Nabi SAW.

Dua kekuatan ideologi yang besar di dunia ini yakni Barat dan Syiah merupakan kekuatan yang harus diwaspadai oleh umat Islam karena mereka ini sangat agresif dengan program misionarisnya untuk melemahkan umat Islam. Sebetulnya ada kekuatan yang sangat digdaya di dunia ini yakni kaum Yahudi. Istilah Yahudi bisa digunakan untuk agama dan bisa pula untuk bangsa, sehingga hal ini merupakan salah satu keunikan dari Yahudi. Bangsa Yahudi identik dengan bangsa Israel, sementara Israel adalah sebutan dari Nabi Ya’qub, putera Nabi Ishaq, dan cucu dari Nabi Ibrahim. Dalam istilah disini, kaum Yahudi dianggap bergabung dengan istilah bangsa Barat.

Negara Iran yang terkenal dengan pemimpinnya almarhum Khomeini merupakan salah satu negara yang bermusuhan dengan Israel. Israel yang begitu agresif menginvasi negara Palestina sangat dimusuhi oleh Iran yang membela Palestina. Namun sampai saat ini kedua negara ini tidak pernah berperang secara frontal, begitu pun Amerika Serikat yang di media sangat gencar memusuhi Iran yang memiliki fasilitas nuklir. Sampai detik ini pun Amerika Serikat tidak pernah menggempur Iran. Namun begitu bermasalah dengan negara Arab Islam, Amerika Serikat mudah mengerahkan pasukannya untuk menggempur negara Islam tersebut. Untuk saat ini boleh dikatakan Amerika Serikat dan Israelnya bersama-sama dengan Iran punya musuh bersama yakni Islam.

Konflik Islam dan musuhnya

Pada hakikatnya peperangan terjadi karena 2 hal yang mendasar yakni perbedaan ideologi, dan perebutan sumberdaya alam. Negara-negara Islam sebagian besar dikaruniai sumberdaya alam yang melimpah, seperti sumber minyak bumi yang melimpah di negara-negara Arab. Indonesia pun kaya akan sumberdaya alam misalnya minyak dan gas bumi, hutan kayu, bermacam-macam mineral, ikan laut, dll. Seperti halnya bermain game, untuk membangun negara kuat harus diperkuat pula sistem persenjataannya yang bergantung pada keberadaan sumberdaya alam. Negara-negara Barat sangat ingin menguasai dunia dengan cara menguasai sumberdaya alam di dunia ini.

Sementara ideologi merupakan hal yang sangat mendasar pada diri seseorang. Begitu sensitifnya sehingga apabila ada yang mengusik keberadaan ideologi seseorang akan mengakibatkan konflik yang besar. Ada hal yang mendasar pada ideologi Islam, yakni persaudaraan yang kuat dengan adanya sistem berjamaah, baik dalam shalat maupun dalam kehidupan sehari-hari. Akibatnya apabila ada negara Islam yang sedang berperang dalam rangka mempertahankan ajaran Islam, maka seluruh umat Islam mempunyai kewajiban untuk ikut membela dengan berbagai cara. Jika orang Islam sudah menyatakan turut serta dalam suatu pertempuran, maka hidup dan mati sudah tidak bisa dibedakan lagi, karena ajaran Islam sangat mempercayai kehidupan akhirat kelak dengan bekal amalan di dunia ini. Hal inilah yang paling ditakuti oleh musuh Islam, bersatunya umat Islam dalam sebuah peperangan.

Iran dengan ajaran Syiahnya sangat ingin menguasai dunia Islam dengan menyebarkan paham ideologi Syiah kepada umat Islam. Sementara sebagian besar umat Islam tidak bisa membedakan secara mendasar Syiah dan Islam, sehingga paham Syiah mudah masuk kepada umat Islam karena dianggap sama-sama Islam dengan kitabnya Quran dan Nabinya Muhammad. Namun sesungguhnya Islam dan Syiah adalah beda, Qurannya Syiah adalah Quran plus, dan nabinya adalah Nabi Muhammad dengan penyetaraan dengan Khalifah Ali. Akibatnya ajaran Syiah tertolak dan jauh dari ajaran Islam. Istilah lain dari Islam disini adalah Sunni atau ahlussunnah wal jamaah, sehingga muncul istilah yang berpasangan dan saling berlawanan Sunni dan Syiah.

Konflik paling besar saat ini antara Syiah dan Islam adalah perang Suriah. Presiden Suriah Bashar al-Assad ingin negerinya semua berpaham Syiah, namun ternyata umat Islam yang tinggal di Suriah menolak hasrat presidennya itu. Assad menganggap rakyatnya yang bukan Syiah adalah musuh, maka diperangilah semua orang Islam disana. Berbondong-bondonglah umat Islam seluruh dunia untuk membantu umat Islam di Suriah dengan ikut bertempur melawan Assad dengan ajaran Syiahnya yang didukung Iran. Sampai saat ini Assad dan kekuatannya sungguh keteteran menghadapi umat Islam dari seluruh dunia berkumpul dan bertempur di Suriah. Sementara negara-negara Barat terus menerus memproduksi senjata dan amunisinya untuk dijual di Suriah, sehingga bertambah banyaklah dollar kedalam kocek negara tersebut.

Sementara itu di negara Afganistan sampai saat ini pun masih berlangsung konflik dengan kepentingan Barat yang ingin menguasai sumberdaya alam berupa minyak dan gas bumi. Sudah dua negara adidaya yang berusaha menguasainya yakni Rusia (dulu Uni Sovyet) dan Amerika Serikat yang dibantu dengan negara-negara Barat di Eropa. Namun keduanya sudah dianggap gagal menghadapi umat Islam dari seluruh dunia yang membantu pejuang Afganistan. Konflik lainnya saat ini ada di negeri Irak sepeninggal Presiden Saddam Husein, dan negeri Yaman. Kedua konflik di negeri tersebut bertemakan konflik Sunni melawan Syiah.

Politik kederisasi Islam

Ada banyak alternatif untuk membungkam perkembangan Islam. Salah satunya dengan politik kederisasi Islam yaitu membuat bingung umat Islam. Memang Nabi SAW dulu pernah mengingatkan bahwa suatu saat nanti umat Islam akan terpecah menjadi 73 golongan, kemudian umat Islam akan menyaksikan banyaknya perselisihan sesamanya. Peringatan Nabi ini telah terbukti dengan adanya pertikaian yang terjadi sesama umat Islam.

Tentunya alasan logisnya pun ada disamping alasan dalil yang berupa peringatan dari Nabi tersebut. Salah satu pemicunya adalah adanya road map atau grand design dari sekelompok tertentu untuk melemahkan Islam. Pelemahan Islam yang paling efektif bukan dengan cara diperangi secara fisik dan frontal tapi diperangi secara ideologis yang berbentuk abstrak. Melemahkan Islam dengan cara fisik selalu gagal, terbukti perang Afganistan gagal padahal sudah banyak versinya diantaranya versi dan versi Amerika. Juga saat ini perang Suriah sudah bisa dikatakan gagal karena Assad belum berhasil menumpas para mujahidin.

Salah satu bentuk pelemahan Islam adalah dengan cara melemahkan otak umat Islam yakni dibuat agar umat Islam bingung (brain wash). Salah satunya adalah dengan membuat kelompok ISIS yang langsung berhubungan dengan perang Suriah. ISIS dibentuk melalui proses yang panjang dan rumit serta membutuhkan pengorbanan yang besar. Kelompok ISIS dibentuk tentunya untuk mendapatkan keuntungan berlipat, baik bagi Barat maupun bagi kaum Syiah yang diwakili oleh pasukan Assad di Suriah. ISIS muncul pada saat perang Suriah sedang berkecamuk dan dengan posisi Assad yang keteteran. Sebelum kemunculan ISIS, pasukan mujahidin mengalami perpecahan dengan adanya beberapa kelompok kecil, namun dibawah komando kelompok Jabhah Nushrah (salah satu kelompok mujahidin terbesar dan terkuat di Suriah) akhirnya masalah bisa diselesaikan dengan baik, sehingga kekuatan tempur para mujahidin semakin kuat, dan pasukan Assad semakin keteteran.

Pada saat genting itulah ISIS muncul dengan beragam cara mempromosikan dirinya di dunia maya, sehingga muncullah berbagai opini tentangnya. Umat Islam dan masyarakat dunia mengalihkan perhatiannya kepada ISIS ini, apalagi kelompok ini mengumandangkan pernyataan kekhalifahan Islam dunia yang mengharuskan seluruh umat Islam tunduk dan patuh terhadap kekhalifahan ini. Sebagian besar umat Islam bingung untuk menentukan sikapnya. Lebih mendasar lagi, umat Islam bingung dalam memilih akidah mana yang harus diikuti, yang berimbas pada pelemahan nilai-nilai keimanannya sehingga umat Islam secara personal cenderung bersifat apatis.

Dengan adanya ISIS ini maka khususnya bagi Assad banyak keuntungan yang didapat, yakni:


  • Mujahidin jadi terpecah konsentrasinya melawan Assad, karena ada pihak ketiga ISIS yang posisinya tidak jelas, sehingga pasukan Assad mendapatkan keuntungan yang besar
  • Umat Islam yang ingin ikut bergabung dengan mujahidin di Suriah jadi terpecah, ada yang bergabung dengan mujahidin, dan ada pula yang bergabung dengan ISIS. Walaupun ISIS ikut bertempur melawan pasukan Assad namun tekanan perlawanannya tidak seberat ketika harus melawan mujahidin, dan ini hanya sebuah kamuflase dengan pengorbanan yang relatif kecil
  • Assad mendapat keuntungan yang sangat besar karena pasukan Barat secara tidak langsung membantu Assad untuk menghancurkan mujahidin dengan alasan klasik yakni memburu pasukan ISIS
  • Sampai saat ini Assad lebih bebas bergerak untuk menghancurkan mujahidin dengan segala cara dengan membawa alasan yang dibenarkan dunia internasional, yakni memerangi ISIS yang sadis dan kejam, padahal Assad sungguh lebih sadis dan lebih kejam terhadap kaum Sunni di Suriah


Sementara bagi dunia Barat keuntungan yang sudah diperoleh adalah justifikasi dalam menetapkan Islam sebagai teroris. Video-video yang memperlihatkan penyembelihan manusia dengan beberapa korbannya wartawan media Barat semakin memperkuat justifikasi tersebut. Bahkan sampai negara Republik Indonesia yang penduduknya mayoritas muslim pun ikut terprovokasi dengan isu ISIS ini, beberapa diantaranya adalah pemblokiran situs-situs Islam di dunia internet; keleluasaan sepak terjang Densus 88 dalam memburu kelompok Islam; penguatan implikasi dari undang-undang nomor 15 tahun 2003 tentang pemberantasan tindak pidana terorisme; dan lain-lain.

Sekarang ini masyarakat Indonesia khususnya kaum muslim tengah bingung mau ngikut kelompok mana, mau percaya siapa, galau. Keberhasilan kederisasi Islam tentang kepercayaan orang Islam terhadap agamanya sendiri telah sukses. Bagi yang bingung, silahkan banyak belajar lagi tentang Islam, mencari tahu lebih dalam pemahaman kelompok-kelompok Islam di Indonesia agar tidak tersesat. Umat Islam harus banyak membaca untuk belajar banyak tentang akidah Islam yang benar.

Setelah dibekali dengan akidah Islam yang benar, pemahaman akan isu Islam di dunia akan semakin mengerti terutama penyimpangan akidah yang salah. Organisasi Islam yang sudah berdiri sejak jaman kemerdekaan dan tetap mapan di Indonesia sampai saat ini adalah NU, Muhammadiyah, Al-Irsyad, Persis yang kesemuanya ini eksis di dunia Islam dengan pengikutnya yang setia. Mereka ini berada di jalur akidah ahlussunnah wal jamaah, masing-masing berjalan di relnya yang benar. Saat ini ditambah dengan beberapa kelompok seperti PKS, Salafiy, Jamaah Tabligh, Hizbut Tahrir, mereka juga memiliki pengikut setia yang berada di jalur rel ahlussunnah wal jamaah. Perbedaan dalam hal fiqih diantara mereka tidak menjadi masalah yang mendasar.

Perlu diwaspadai kelompok Islam yang berada di luar rel ahlussunah wal jamaah, seperti Syiah, Ahmadiyah, dll. Seperti sudah dijelaskan di atas, bahwa Syiah adalah bukan Islam, dan Ahmadiyah tidak mengakui Nabi Muhammad sebagai nabi terakhir umat manusia. Untuk keduanya ini umat Islam harus menghindarinya karena sudah tidak sesuai dengan ajaran Islam sesuai dengan Quran Al Karim dan sunnah Nabi Muhammad Rasulullah SAW.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline