Lihat ke Halaman Asli

Yuk Kita Bandingkan Bu Risma dengan Jokowi

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tak terasa mata saya berkaca-kaca ketika Bu Risma sang walikota Surabaya menjawab pertanyaan Najwa (acara Mata Najwa) bahwa "saya nggak punya apa-apa, kepandaian nggak, kekayaan juga nggak ...". Begitu rendah hati Bu Risma dalam memberikan jawabannya, padahal yang ditanyakan seputar kemauan untuk menjadi pesaing Jokowi sebagai calon presiden RI.

Sangat jarang sekali ada orang yang tidak menonjolkan diri padahal dia punya kemampuan yang sangat bagus sebagai pemimpin. Di jaman demokrasi ini orang seperti ini termasuk kedalam golongan orang-orang aneh, karena sangat bertentangan sekali dengan salah satu prinsip demokrasi khususnya dalam pemilihan seorang pemimpin. Jika ingin menjadi presiden maka sebelum rakyat memilih maka diharuskan calon pemimpin tersebut untuk menonjolkan diri terlebih dahulu, semakin bagus dalam memberikan penilaian dirinya sendiri maka kesempatan untuk dipilih semakin besar.

Berbeda halnya dengan Jokowi yang malu-malu kucing untuk tampil menjadi calon presiden RI. Mungkin karena dia masih berada di bawah bayang-bayang Sang Ratu Megawati, jadi hanya bersikap "diam", tidak secara tegas seperti Bu Risma yang tidak punya niatan sama sekali untuk menjadi calon presiden RI. Nah, terus kenapa Bu Risma kok jadi pesaingnya Jokowi.

Seorang yang rendah hatinya hanya bisa bekerja dan bekerja tanpa pamrih, tidak punya niat dan harapan akan diberi hadiah atau penghargaan oleh orang lain. Jika tidak berhasil pun tidak apa-apa kalaupun harus turun dari jabatan pun tidak apa-apa. Nah inilah sosok Bu Risma yang mampu merubah kota Surabaya dalam waktu 3 tahun. Perubahan tersebut tentunya ke arah perubahan yang positif walaupun pastinya tidak sempurna. Paling tidak Bu Risma bukan seorang yang oportunis, memanfaatkan kesempatan untuk kepentingan pribadinya.

Rakyat Indonesia sangat mendambakan sosok pemimpin seperti Bu Risma. Rakyat Indonesia sudah mual dengan sosok pemimpin penuh kebohongan, penuh kelicikan, penuh penipuan, dan ketika muncul sosok yang rendah hati tapi bekerja "full power", maka rakyat Indonesia pasti akan memilihnya. Saat ini sosok yang "dianggap" dekat dengan rakyatnya adalah Jokowi. Nah Bu Risma inilah yang mampu untuk menyaingi Jokowi dalam pencarian sosok seorang calon presiden.

Berbeda dengan Jokowi, walaupun beliau menggunakan metode "blusukan" dalam memimpin rakyatnya, namun ketika diiming-imingi menjadi presiden RI tidak menolaknya. Sebagai gubernur DKI, Jokowi menyimpan harapan besar untuk bisa naik ke tampuk kekuasaan yang lebih tinggi. Padahal seperti Bu Risma bilang, "ngurus" kota Surabaya saja sangat berat tanggung jawabnya apalagi "ngurus" Indonesia yang sedemikian besarnya, dan sangat kompleks. Realita seperti ini akan dirasakan oleh orang-orang yang berjiwa ikhlas dalam memimpin, tapi tampaknya Jokowi tidak merasakannya bahwa "ngurus" Indonesia itu jauh lebih susah daripada "ngurus" Jakarta. Tidak usah mikirin presiden dulu lah, beresin Jakarta saja dulu sampai tuntas. Memang sih jabatan itu sangat menggiurkan!

Jadi Bu Risma dan Jokowi memang berbeda sekali dalam pemahaman "keikhlasan" dalam memimpin rakyat. Hanya sayang, Bu Risma seorang perempuan bukan seorang laki-laki, karena laki-laki ditakdirkan menjadi pemimpin umat manusia, dan perempuan ditakdirkan menjadi pemberi moral seorang pemimpin.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline