Lihat ke Halaman Asli

Muhamad Iqbal Maulana

Mahasiswa jurusan Ilmu Al-Quran dan Tafsir di Sekolah Tinggi Filsafat Islam (STFI) Sadra, Jakarta Selatan.

Falsafah Manusia [2]: Tiga Jenis Struktur Pengalaman Manusia

Diperbarui: 11 Juni 2020   07:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Pada tulisan sebelumnya Kita telah membahas mengenai dua jenis pengalaman manusia. Sekarang, Kita akan membahas mengenai struktur-struktur yang terdapat pada pengalaman manusia. 

Dalam buku "Dunia Manusia - Manusia Mendunia" karya Emanuel Frasetyono, pengalaman manusia berdasarkan strukturnya dapat dicirikan ke dalam tiga perbedaan, yaitu: Pertama; pengalaman manusia itu beragam. Kedua; pengalaman manusia secara hakiki bersifat sosial. Ketiga; pengalaman manusia itu bertumbuh.

Pertama, pengalaman manusia itu beragam. Ketika Anda menjalani kehidupan dan melakukan aktivitas dan membentuk sebuah pengalaman bagi diri Anda. 

Sebagai contoh, Anda melihat sesuatu, Anda bisa merasakan dan menyentuhnya. Anda memberikan makna terhadapnya. Kemudian Anda bergaul dengan teman. Anda bisa menceritakan sesuatu yang Anda alami dan rasakan. 

Anda makan bersama dengan teman sejawat. Anda bisa tidur. Anda bisa makan. Anda bisa bermain gitar. Dan aktivitas Anda lainnya. Dengan melihat berbagai daftar aktivitas manusia tersebut, menandakan bahwa tidak ada batas dan ujungnya untuk beraktifitas, dan tentunya masih banyak aktivitas lainnya yang dapat dirinci oleh Anda sesuai dengan aktivitas yang Anda lakukan.

Dari beberapa contoh di atas, mendorong Anda untuk sampai pada pengalaman kesadaran terhadap pengalaman-pengalaman. Anda mampu mengalami pengalaman-pengalaman. 

Dengan demikian, Anda sadar terhadap pengalaman-pengalaman Anda serta memberikan makna dan penafsiran terdadap pengalaman-pengalaman Anda secara keseluruhan.

Kedua, pada dasarnya pengalaman manusia itu bersifat sosial. Mustahil, pengalaman manusia berjalan begitu saja tanpa tanpa suatu objek. Oleh karenanya, setiap pengalaman manusia itu merupakan pengalaman-pengalaman atas "sesuatu". Sebagai contoh pada pengalaman Anda, ketika Anda mendengar, melihat, merasakan, memakan, pastilah Anda mendengar, melihat, merasakan, dan memakan sesuatu.

Dalam setiap pengalaman Anda, ada faktor lain yang turut serta padanya. Sehingga, pengalaman yang terjadi bukanlah pengalaman yang tertutup pada dirinya sendiri. Tanpa "faktor lain", suatu pengalaman mustahil terjadi. "Faktor lain" ini merupakan isi dari pengalaman itu sendiri. Isi pengalaman tersebut berasal dari luar diri Anda, yaitu lingkuangan. 

Anda tidak berkehendak untuk menciptakan lingkungan semenjak anda dilahirkan di dunia. Lingkungan itulah yang memberikan isi pengalaman Anda, karena lingkungan memberi kita ciri-ciri khusus bagi pengalaman. Nah, dari lingkungan itu sendiri yang manjadi isi bisa alam semesta, keluarga Anda, rekan-rekan, sahabat, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan lain-lain. 

Maka dari itu, secara prinsipil pengalaman pasti bersifat sosial, karena setiap pengalaman adalah pengalaman terhadap sesuatu, bisa berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, pegunungan,  benda padat, benda cair, benda mati, dan lain sebagainya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline