Lihat ke Halaman Asli

Muhamad Iqbal Al Hilal

Freelance Writer

Komunitas Aleut, Lakukan Napak Tilas Jejak Raden Dewi Sartika di Kota Bandung

Diperbarui: 6 November 2022   17:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Makam Bupati Bandung dan Dewi Sartika/ Foto: Dokumentasi Pribadi, Minggu (06/11)

(06/11/2022)- Kegiatan rutin yang merupakan bagian dari rangkaian kelas pemanduan anggota baru Komunitas Aleut yaitu merancang atau mengadakan kegiatan pemanduan ke sejumlah situs bersejarah di Kota Bandung dilakukan dengan lancar dengan pembagian empat kelompok pemanduan yang telah ditentukan secara merata di kelas pemanduan beberapa waktu sebelumnya.

Pada kelas pemanduan kali ini kelompok ketiga berkesempatan menjadi pemandu sebelumnya kelompok pertama melakukan kegiatan mengeksplor jejak Soekarno di Kota Kembang. 

Pada kegiatan kedua yang diadakan pada hari Minggu (06/11), ini fokus pada jejak dan kiprah Raden Dewi Sartika yang merupakan salah satu tokoh perempuan yang fokus pada dunia pendidikan di Kota Bandung pada khususnya tahun 1904 yang kelak dikemudian hari sekolah yang awalnya bernama Sakola Istri kemudian berganti nama menjadi Kaoetamaan Istri tahun 1908 itu, memiliki beberapa cabang diantaranya di Cianjur, Garut, Tasikmalaya dan lain sebagainya.

Makam Dewi Sartika, (06/11)/Foto: Dokumentasi Pribadi

Raden Dewi Sartika merupakan keturunan dari keluarga bangsawan yakni Bupati Bandung tepatnya merupakan putri dari pasangan Raden Somanagara, dan Nyi Raden Ayu Rajapermas. Dewi lahir pada tanggal 4 Desember 1884 di Cicalengka dan di masa kecilnya ia harus terpisah dari orangtuanya yang menentang pemerintahan kolonial Belanda. Kedua orangtua Dewi Sartika, diasingkan ke Ternate ayahnya Raden Somanagara meninggal disana, sementara ibunya kembali ke Bandung selepas suaminya meninggal. 

Semasa pengasingan orangtuanya ke Ternate, Dewi Sartika dititipkan atau diasuh oleh pamannya Raden Demang Suriakarta Adiningrat sampai akhir kembali diasuh oleh ibunya yang kembali ke Bandung. Kegiatan ngaleut kali ini dimulai di titik pertama yaitu di Pendopo Kota Bandung, titik ini dipilih karena memiliki nilai historis yang berkaitan dengan pendirian sekolah yang didirikan oleh Raden Dewi Sartika di kemudian hari. 

Pintu gerbang Sekolah Kaotamaan Istri/Foto: Dokumentasi Pribadi (06/11)

Menurut keterangan salah satu pemandu ngaleut jejak Dewi Sartika, Ikang cikal bakal pendirian sekolah ini awalnya berada di sebuah lahan kosong di belakang pendopo yang kini sudah beralih fungsi menjadi lahan parkir.

" Dulu awalnya sekolah yang didirikan oleh Dewi Sartika berada disekitar lahan kosong yang sekarang menjadi lahan parkir, atau berada di sekitar dekat dengan pendopo. Ini juga atas izin dari Bupati Bandung saat itu, R.A.A Martanegara. " Ucap Ikang dalam pemanduan jejak Raden Dewi Sartika, Minggu (06/11).

Ngaleut kemudian dilanjutkan ke kawasan Jalan Kepatihan,dimana sebelum menjadi kawasan mall elit seperti sekarang ini, jalan yang berdekatan dengan Jalan Dewi Sartika ini juga berkaitan dengan kisah para Patih yang dahulu rumahnya berada di kawasan yang kini dikenal sebagai Jalan Kepatihan, diperkirakan rumah Dewi Sartika juga berada di jalan tersebut namun sayangnya semua bangunan era tersebut kini sudah hilang tidak berbekas dan berganti menjadi gedung-gedung bertingkat yang menjadi pusat perbelanjaan ternama di kota kembang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline