Lihat ke Halaman Asli

Muhamad Iqbal Al Hilal

Freelance Writer

Hari Santri 2022: Santri Harus Netral dan Melek Teknologi

Diperbarui: 22 Oktober 2022   08:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi santri/Foto: Almunawir.com

(22/10/2022)- Peringatan Hari Santri 2022   merupakan bentuk penghormatan dan pengakuan dari pemerintah terhadap para santri dan santriwati yang sampai hari ini tetap teguh memegang giat dan rajin dalam menimba ilmu di ranah pendidikan agama Islam baik secara tradisional di pesantren salafiyah maupun di pesantren yang modern atau pesantren khalaf.

Dalam sejarah Indonesia peranan kaum santri dalam upaya melawan penjajah Belanda maupun Jepang sangat lah besar hal ini dapat terlihat dari adanya siap mati demi jihad melawan kolonialisme dan imperialisme yang sudah  mendera selama ratusan tahun bumi pertiwi.

Bahkan saking istimewanya Antropolog asal Amerika Serikat Clifford Geertz, mengklasifikasikan golongan Islam di Jawa menjadi tiga yaitu santri, abangan dan priyayi.

Selain merupakan lumbung suara yang bisa dikatakan besar dalam sejarah maupun dari segi sosial dan politiknya, santri juga dituntut bukan hanya paham pada aspek mengenai persoalan akhirat semata melainkan juga harus bisa mengikuti perkembangan ke duniawian yang terus berkembang dan bergerak setiap harinya.

Meskipun santri hari ini tidak perlu lagi berjihad dan berperang seperti masa kemerdekaan dahulu, Namun peranannya pada masa kini juga harus terus mengikuti arus zaman maksudnya dalam hal ini merupakan hal-hal yang bersifat positif yang memiliki nilai kemaslahatan atau keberuntungan bagi masyarakat banyak.

Kiprah santri dalam memajukan umat Islam khususnya dalam bidang pendidikan sudah tidak diragukan lagi sayangnya sebagian pihak justru menjadi julukan santri sebagai ajang penyimpangan untuk kepentingan sendiri.
Misalnya dalam kasus yang menimpa para santriwati yang trauma akibat dilecehkan oleh anak seorang Kyai pemilik pesantren di Jombang,Jawa Timur dimana justru para santri dan simpatisan melindungi pelaku pelecehan sehingga mencoreng nama santri sudah dihormati oleh masyarakat selama ini.

Santri jangan hanya menjadi semacam simbol atau seremonial belaka melainkan seharusnya menjadi corong paling depan dalam memajukan dan melengkapi kekurangan baik dari segi pendidikan, inovasi, kreasi sampai negara guna menjaga peranan dan eksistensi santri di tengah pesatnya teknologi informasi di abad- 21.  Hari santri 2022 sendiri mengusung tema ' Berdaya Menjaga Martabat Kemanusiaan'.

Menjelang pemilu dua tahun mendatang diharapkan para santri menjadi fasilitator yang ulung dan netral dalam menyikapi segala perbedaan yang terjadi dalam Pemilihan Presiden dan Legislatif di yang akan dilaksanakan pada tanggal 14 Februari 2024 mendatang.

Hal ini karena banyaknya jumlah santri sangat diperhitungkan dalam memenangkan calon presiden diharapkan santri tetap netral dan tidak terpancing untuk mendukung pihak-pihak yang notabenenya bisa memperkeruh dan memperuncing pemilu.

Selain cakap dalam berpolitik serta menjaga netralitas santri diharapkan juga memiliki keterampilan yang mumpuni dalam teknologi terutama teknologi digital dan terbaru seperti Metaverse. Karena dengan hal ini santri bisa terus eksis dan setara dengan sebayanya agar tidak terkesan dianggap kuno dan ketinggalan zaman karena tidak mahir teknologi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline