Lihat ke Halaman Asli

Muhamad Iqbal Al Hilal

Freelance Writer

Pentingnya Istiqomah dalam Menjalankan Shalat Tarawih Sebulan Penuh

Diperbarui: 21 April 2022   07:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Shalat Tarawih/Foto: Suaracom

(21/04/2022)- Bulan Ramadan sudah memasuki hari ke- 19 pada saat tulisan ini dibuat puasa tahun ini sangat cepat berlalu dan terburu-buru untuk meninggalkan kita semua. 

Kita ada di Minggu rawan saat ini, maksudnya jelang menuju gema takbir Idul Fitri justru kebanyakan dari kita justru mulai malas melakukan berbagai aktivitas yang seharusnya ditingkatkan justru menurun drastis kualitasnya.

Di awal bulan suci ini, banyak dari kita yang mendadak gemar dan rajin ke masjid, tadarus, berbagi dan lain sebagainya. Namun, itu semua bagian sebagian orang hanya dilakukan di awal semata dan justru di Minggu-minggu akhir sudah mulai dihentikan perilaku baik tersebut.

Salah satunya yang paling sering terlihat yaitu semakin kurangnya jumlah jamaah dalam Shalat Tarawih yang mau datang untuk Shalat berjamaah di masjid. 

Ada yang beralasan cape bekerja, sakit,haid dan lain sebagainya hal itu masih bisa dikatakan wajar namun jika melakukan sesuatu yang bisa ditunda dan melewatkan Shalat Tarawih seperti kegiatan Buka Bersama yang justru kebanyakan mengabaikan shalat, agaknya sangat disayangkan.

Shalat Tarawih/Foto: Inews

Memang benar Shalat Tarawih, bukan merupakan salah satu hal wajib alias sunah meskipun demikian, lebih baik dilakukan dengan penuh semangat dan keikhlasan agar timbul kesadaran diri atau tidak merasa terbebani. 

Sebab jika dijalankan dengan penuh beban dan tanpa adanya keikhlasan lebih baik tetap dijalankan agar menjadi suatu kebiasaan nantinya supaya bisa menjalankan dengan penuh keikhlasan, keimanan dan ketaqwaan.

Agaknya wajar jika seorang Perempuan tidak berjamaah karena sedang haid dan menyusui anaknya. Namun aneh jika seorang Laki-laki,  yang sehat wal Al fiat justru enggan hadir sekalipun memiliki banyak waktu senggang yang sebenarnya cukup. 

Banyak dari anak remaja yang dibiarkan begitu saja oleh orangtuanya berkerumun tidak karuan, dan tidak diajarkan atau minimal diajak ke Masjid, padahal hal ini merupakan pertanda semakin merosotnya nilai-nilai Ramadan, sebagai efek domino dari masifnya globalisasi yang digaungkan Barat sejak tahun 1980-an tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline