(01/04/2022)- Bulan Ramadan merupakan bulan mulia yang kedatangannya selalu diidam-idamkan oleh semua umat Islam di penjuru bumi. Tentunya ciri khas dari datangnya bulan ini mulai terasa mulai dari tradisi,ibadah dan kebudayaan khusus bulan ini merupakan momen indah setahun sekali yang paling dinanti karena kita tidak tahu apakah Allah SWT, masih memberikan usia dan kesehatan di bulan Ramadan di tahun yang akan datang.
Kementerian Agama yang berkedudukan di Ibu Kota DKI Jakarta, merupakan salah satu lembaga yang setiap tahunnya, menjadi salah satu patokan untuk menetapkan hari pertama Ramadan, Idul Fitri dan Idul Adha. Setiap tahunnya, ada persamaan dan perbedaan mengenai kapan masuknya awal bulan yang memiliki salah satu amalan seperti 1000 bulan yang Allah SWT, abadikan dalam Surah Al-Qadr.
Pada tahun ini, Kementerian Agama tepat pada tanggal 1 April 2022, melalui Sidang Isbat dengan menimbang dan bermusyawarah dan mufakat dengan berbagai organisasi Islam, lembaga rukyat dan lain sebagainya secara resmi menetapkan bahwa hari Minggu 3 April 2022 lusa, sudah memasuki bulan suci Ramadan 1443 H.
Hal ini, didasarkan pada hasil rukyat yang dilakukan di 101 lokasi pengamatan Hilal, namun seluruhnya tidak dapat melihat Bulan Sabit tersebut. Maka dengan ini, Menteri Agama Yaqut Cholil Qaumas sekitar pukul 19.16 tadi mengumumkan secara langsung dari kantor Kementerian Agama di Jakarta sesuai mufakat bersama maka puasa tahun ini akan digenapkan menjadi 30 hari.
Artinya bagi umat Muslim yang berpatokan pada Pemerintah, Nahdatul Ulama, dan Persatuan Islam serta organisasi dan Tarekat lainnya, sudah mulai bisa melaksanakan ibadah Shalat Tarawih berjamaah dengan protokol kesehatan, pada esok hari Sabtu malam.
Dalam pengumuman yang berlangsung cukup singkat tersebut, Menteri Agama Yaqut Cholil Qaumas dan perwakilan dari Majelis Ulama Indonesia, juga menyinggung bagi umat Islam dan organisasi Islam yang sudah melaksanakan ibadah puasa Ramadan dan Shalat Tarawih, pemerintah menghormati keputusan tersebut dan meminta semua pihak agar tidak memperbesar masalah perbedaan yang sering terjadi tersebut.
Yaqut juga menambah, menurutnya perbedaan akan selalu ada dan dua metode yaitu rukyat dan hisab digunakan oleh Kementerian Agama setiap tahunnya ,ia juga menjelaskan perbedaan terjadi karena adanya beda penggunaan metode yang digunakan.
Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadan untuk semua umat Islam, mari lakukan Shalat Tarawih berjamaah sesuai dengan keyakinan yang dianut selama sebulan penuh. Jangan biarkan di bulan penuh ampunan dan amalan ini hanya dihadiri sedikit orang saja. Yuk bangkit dari pandemi, bangkit menuju Ramadan yang normal tanpa pandemi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H