(18/03/2022)- Indonesia dikenal dengan sejarah panjang perjalanan bangsanya sejak beratus-ratus tahun lamanya mulai dari masa Es Akhir atau Plestosen, masa kerajaan dan kesultanan masa penjajahan sampai kemerdekaan bahkan era reformasi.
Kepulauan Nusantara bukan Nusantara ( IKN) pada dasarnya memiliki identitas bangsa berupa bentangan alam, suku ras, bahasa, agama dan lain sebagainya yang terekam sekaligus terpendam sampai hari ini dengan bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
Perjuangan para pahlawan bangsa sejak masa kerajaan sampai zaman pergerakan nasional merupakan catatan sejarah bangsa Indonesia yang perlu dilestarikan sekaligus dijaga keabsahan informasinya.
Tentunya agar sejarah tidak hanya dimaknai sebagai sebuah dongeng atau cerita belaka dan bukan pula hanya sebatas cerita-cerita mengenai kronik, maupun di akronik yang sifatnya tekstual belaka.
Masih rendahnya minat generasi muda pada kesadaran sejarah menjadi pekerjaan rumah sekaligus momok yang diperhatikan dengan seksama oleh semua pihak yang terlibat dalam kepentingan pendidikan anak sampai remaja baik oleh komponen terkecil mulai dari keluarga, lingkungan bermain, sekolah,guru serta kesadaran mandiri seharusnya di pupuk sedari kecil agar mau mengenal sejarah bangsanya sendiri sekaligus menimbulkan rasa semangat dan cinta tanah air atau nasionalisme.
Peran tenaga pendidik seperti guru yang memiliki latar belakang pendidikan jurusan Pendidikan Sejarah maupun Ilmu Sejarah perlu dilakukan seleksi sangat ketat, terutama bagi para guru yang sudah senior atau sepuh yang selalu merasa paling benar dan seringkali bersikap arogan terhadap anak didik yang memiliki perbedaan pandangan mengenai sejarah yang diajarkan ketika duduk di bangku sekolah.
Adanya globalisasi dan pengaruh propaganda sejarah oleh pihak-pihak tertentu pada akhirnya membuat pembelajaran sejarah seakan tidak bermaafan kembali di mata anak muda saat ini yang mengedepankan " meninggalkan masa lalu" dan berkutat dengan masa kini dan masa depan. Padahal pada realitanya, sejarah merupakan ilmu yang mempelajari masa lampau namun memiliki keterkaitan dengan masa kini dan masa depan.
Teknik pedagogik yang dipakai oleh guru cenderung membuat anak berpikir bahwa sejarah adalah ilmu yang membosankan sekaligus menjenuhkan hanya karena berkutat dengan sebuah buku seharusnya guru meminta saran atau bahkan mengkomunikasikannya dengan para siswa agar dapat dengan mudah mempelajari sejarah.
Langkah-langkah yang persuasif, diselingi game quiz, menonton film, menyampaikan materi audiovisual dan laindan sebagainya saya rasa perlahan akan membuat para pelajar mau belajar sejarah sebagai Bahakan informasi sekaligus pembelajaran agar peristiwa serupa tidak terulang kembali.