Lihat ke Halaman Asli

Muhamad Iqbal Al Hilal

Freelance Writer

Netralitas Media dalam Mewartakan Konflik Kiev dan Moskow di Indonesia Perlu Dievaluasi

Diperbarui: 28 Februari 2022   19:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Potret Presiden Rusia,Ukraina dan Amerika Serikat/ Foto: Salon.com

(28/02/2022)- Media merupakan ujung tombak suatu peristiwa karena dari media masyarakat bisa mempercayai sekaligus terpengaruh untuk percaya pada suatu kejadian, peristiwa dan lain sebagainya yang dirangkum dalam sebuah berita berdurasi singkat baik berbentuk audiovisual,tulisan,dan lain sebagainya yang bisa digunakan untuk apa saja tergantung pihak yang berkepentingan.

Saat ini banyak masyarakat yang menjadi pewarta dadakan, untuk meliput suatu peristiwa dengan video amatir seadanya yang bisa dipercaya jika sudah dilakukan proses kroscek oleh media, untuk disajikan menjadi sebuah berita yang bisa dipertanggungjawabkan kejelasannya dan lain sebagainya.

Saya beberapa hari kebelakang menemukan sebuah tayangan dari salah satu media asal negeri Paman Sam yang terafiliasi dengan salah satu grup media terbesar di Indonesia. Ada satu acara yang membahas wawancara dengan Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Georgievna Vorobieva, seakan dijebak oleh media tersebut dan rasanya saat itu, menurut saya wawancara eksklusif tersebut tidak berimbang karena tidak menghadirkan Duta Besar Amerika Serikat maupun Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, tidak dihadirkan dan terkesan satu arah.

Dubes Rusia untuk Indonesia Lyudmila Georgievna Vorobieva/ Foto: Inews.id

Wawancara ini seakan membuat Indonesia menjadi dikambinghitamkan oleh media tersebut padahal Indonesia memiliki hubungan yang baik dengan Ukraina, Rusia maupun Amerika Serikat.

Wawancara tersebut dilakukan secara virtual pada hari Rabu ( 16/02/2022). Saya rasa media ini seakan menggiring opini publik agar memihak pada Amerika Serikat sebagai negeri asal media tersebut.

Pertanyaan yang saya sebut sebagai menjebak adalah pertanyaan mengenai pasukan Rusia yang tidak ditarik dari perbatasan dengan Ukraina, selain itu, news anchor atau pembawa berita yang ditugaskan untuk mewancarai Dubes Rusia untuk Indonesia tersebut, juga memberikan pertanyaan yang menohok mengenai rencana Invasi Rusia ke Ukraina dan tidak memberikan pertanyaan yang netral dan terus menerus memberikan pertanyaan bahwa Rusia bisa membahayakan dunia sementara Amerika Serikat tidak.

Saya tidak bisa menyebutkan media mana yang saya maksud dikarenakan langkah tersebut tidaklah bijak, media perlu netral dalam menyampaikan sesuatu baik saat membacakan atau menayangkan berita agar keakuratan berita bisa diperlihatkan kepada khalayak umum. Begitupula dalam melontarkan pertanyaan seharusnya tidak menjurus pada sesuatu yang berat sebelah, utamakan netralitas,wawasan dan profesionalisme ketimbang mencari oplah atau keuntungan semata.

Pada akhirnya konflik yang tidak diharapkan oleh kita semua sudah dilakukan melalui sebuah invasi oleh Rusia ke Ukraina, pada hari Kamis 24 Februari 2022 namun, hari ini Rusia dan Ukraina direncanakan akan berbicara atau berdialog menyelesaikan konflik ini di Kota Gomel, Belarusia. 

Ruang pertemuan Ukraina dan Rusia di, Belarusia/ Foto: Detik.com

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline