Lihat ke Halaman Asli

Muhamad Iqbal Al Hilal

Freelance Writer

Jangan Kebanyakan Janji, Jika Tidak Bisa Menepati

Diperbarui: 27 Februari 2022   19:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi janji / Foto: Suara.com

(27/02/2022)- Janji merupakan sebuah kesepakatan baik dilakukan oleh suatu pemerintahan, lembaga bahkan perseorangan. Janji biasanya ada yang terikat sebuah perjanjian hitam di atas putih, maupun yang sifatnya hanya sebatas lisan.

Kehadiran janji sering membuat seseorang yang dijanjikan akan menjadi senang, sumringah bahkan bahagia tentunya janji ini bisa dikatakan sebagai salah satu cara paling jitu untuk memperbaiki suatu hubungan maupun mempererat tari silaturahmi jika dilakukan dengan benar dan tidak mengingkarinya bahkan membatalkannya.

Bagi saya janji bisa dikatakan sebagai keterikatan yang sifatnya mengikat maupun tidak namun, bisa memiliki pengaruh atau dampak yang besar bagi seseorang, lembaga maupun pemerintahan.

Saya tidak akan membahas perjanjian politisi, pemerintah maupun lembaga tertentu namun lebih kepada perjanjian personal antara satu individu dengan individunya yang lain secara lisan maupun daring.

Janji bagi saya merupakan komponen penting karena bisa memperat hubungan pertemanan atau sebaliknya memutuskan pertemanan meskipun, dalam agama saya tidak dibenarkan untuk memutuskan tali silaturahmi.

Sebagai manusia biasa terkadang kita tidak bisa menepati janji dikarenakan adanya kegiatan atau janji yang lebih mendesak dengan pihak lain, padahal kita sudah memiliki janji cukup lama dan lebih awal dari janji yang lebih mendadak tersebut.

Komitmen dalam menepati janji untuk teman lama maupun baru saja dikenal bagi saya dan sebagian orang menjadi hal vital dan krusial yang membuat saya bisa percaya pada seseorang dalam kegiatan sosial di sehari-hari.

Untuk saya jika memang tidak bisa menepati janji, adakalanya memberikan kabar atau minimal memberikan sebuah keterangan yang mudah dipahami melalui pesan singkat pada media sosial.

Saling hormat menghormati satu sama lain bisa membuat seseorang menjadi respect kepada orang lain jika memperlakukannya dengan baik dan tidak banyak berbohong, setidaknya kita tentu bisa memberlakukan toleransi dan memahaminya ketimbang tidak memberikan kabar dan kita yang sudah diberikan janji juga paham dan mengerti.

Dalam hidup diperlukan simbiosis mutualisme sekaligus saling membantu dan tidak memberatkan satu pihak jika di rasa berat bisa diputuskan apakah bisa diselesaikan oleh satu keputusan yang menghasilkan sebuah perjanjian, atau memang perlu diakhiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline