Lihat ke Halaman Asli

Muhamad Hanif Nur Hakim

23107030036 UIN Sunan Kalijaga

Manusia Sangat Terbatas menurut Ferry Irwandi

Diperbarui: 28 Mei 2024   18:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

instagram @irwandiferry

Terdapat teori yang mengatakan bahwa manusia hanya menggunakan 10% kemampuan otak yang dimiliki dalam keberlangsungan hidupnya. Manusia yang sering digunakan sebagai contoh dari yang menggunakan lebih dari 10% adalah Albert Einstein dan para ilmuwan-ilmuwan lainnya. Secara tidak langsung teori ini menggiring kita untuk beranggpan dan percaya bahwa sebenarnya manusia adalah makhluk yang memiliki potensi yang begitu besar. Namun teori tersebut adalah sebuah hoax yang berkembang sebagai salah satu cara untuk memotivasi agar manusia berpikir dapat melakukan segalanya. Para peneliti dan neurologis menjelaskan bahwa sejatinya menggunakan 100% kemampuan dari otakny, tutur Ferry.

Ferry menjelaskan bahwa pada dasarnya manusia penuh dengan keterbatasan. Namun, keterbatasan ini bukan sesuatu yang harus menjadi penyesalah, sebaliknya, keterbatasan ini merupakan suatu anugrah yang harus disyukuri. Dengan adanya keterbatasan inilah manusia dapat mengetahui menegnai dirinya sendiri, terkait apa yang bisa dilakukan dan tidak dapat dilakukan. Secara jelas, Ferry mengungkapkan menegnai dirinya yang membenci kalimat motivator yang mengatakan "jika orang lain bisa kamu juga pasti bisa". Sejatinya manusia memiliki hal-hal dimana mereka memiliki keunggulan dan disisi lain memiliki kekurangan. Dengan mengetahui kekurangan diri sendiri manusia akan bisa dengan bijak menentukan hal-hal yang dapat dilakukan dan tidak harus dilakukan atau dengan kata lain fokus dengan apa yang dimiliki.

flaticon.com

Keterbatasan menjadikan manusi saling terikat satu dengan yang lain. Kembali lagi pada poin awal bahwa manusia memili hal-hal yang dapat dikerjakan dan tidak dapat dikerjakan. Dengan adana keterbatasan ini manusia menjadi makhluk sosial atau dalam konsep yang sering dipelajari adalah saling membutuhkan manusia yang lain. Ketika manusia memiliki kemampuan untuk melakukan apapun maka secara logis manusia tidak akan membutuhkan siapapun dalam hidupnya.

Ferry mengatakan bahwa karena kesadaraan akan keterbetasan dia percaya bahwa ada entitas yang dinamakan Tuhan. Fenomena mengapa orang memilih untuk menjadi atheis adalah adanya kontradiksi antara pikirannya dan ilmu teologi. Ferry mengatakan bahwa dirinya mengalami fenomena dimana banyak pertanyaan yang bermunculan mengenai konsep teologi namun tidak ada jawabannya. Namun ia menyadari setelah merekonstruksi semua pertanyaan-pertanyaan tersebut dan mulai muncul pemikiran bahwa sebenarnya bukan pertanyaan tersebutyang tidak ada jawabannya, namun manusialah yang tidak dibentuk, dirancang untuk mengetahui jawaban-jawaban dari semua pertanyaan.

Dalam Al-qur'an juga banyak ditemukan keterbatasan-keterbatasan dari manusia, ujar Ferry. Surah Al-Baqarah (2:255), Ayat Kursi, menyatakan bahwa manusia hanya diberi sedikit pengetahuan oleh Allah: "Dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya." Dalam saya ini saja sudah diterangkan bahwa manusia tidak harus mengetahui segala hal diluar batas kemampuannya. Selain itu juga diterangkan bahwa manusia merupakan tempat salah dan lupa, manusia punya kekurangan, tuhan maha pengampun, penyayang dan pengasih, hal-hal seperti ini cukup sebagai dasar validasi bahwa tuhan memnag menciptakan manusia dengan semua keterbatasan yang ada disekelilingnya. Maka dari itu banyak sekali hal-hal yang tidak bisa dijelaskan secara logika bukan karena hal-hal terseut tidak bisa dijelaskan, namun justru manusia yang tidak mampu menjelaskan.

Pendapat-pendapat yang dilontarkan oleh Ferry Irwandi melahirkan konklusi bahwa manusia sejatinya hanyalah makhluk ciptaan tuhan yang memiliki begitu banyak keterbatasan. Namun dengan keterbasan justru menjadikan hidup lebih bermakna, karena dengan adanya suatu hal yang tidak dapat dikerjakan oleh sesorang maka orang tersebut akan membutuhkan orang lain. Dan fenomena tersebut yang menjadikan manusia didefinisikan sebagi makhluk sosial. Selain itu pada poin pembehasan yang lain mengenai begitu banyak dan tidak bisa menjawab dalam Surah Al-Isra (17:85) dijelaskan bahwa pengetahuan manusia tentang roh sangat terbatas: "Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: 'Roh itu termasuk urusan Tuhanku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit." Dai ayat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pada dasarnya manusia diberi pengetahuan yang begitu sedkit dan apabila ada banyak sekali pertanyaan-pertanyaan mengenai suatu yang jawabannya tidak dapat dijelaskan, maka biarlah hal tersebut menjadi urusan tuhan, karena apabila tuhan menghendaki maka manusia dapat mengatahui suatu hal dengan mudah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline