Lihat ke Halaman Asli

Muhamad Fikri

Mahasiswa

Resilience in Nature: Adapting to Environmental and Economic Change

Diperbarui: 27 September 2024   20:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

panitia KOMPAK THH

Dalam kegiatan stadium general yang dilaksanakan pada Sabtu, 21 September 2024, Himpunan Mahasiswa Teknologi Hasil Hutan, IPB University menghadirkan Ady Saiman, seorang relawan dari Komunitas Peduli Ciliwung, menyoroti permasalahan lingkungan yang semakin kompleks dan mendesak di era modern ini. Kegiatan ini juga di moderatori oleh Muhammad Haykal, Ketua Himpunan Mahasiswa Teknologi Hasil Hutan tahun 2022/2023. Dengan data yang faktual dan narasi yang inspiratif, Ady mengajak kita semua untuk merenungkan kondisi lingkungan yang semakin memprihatinkan.

 

Masalah lingkungan bukan lagi sekadar isu lokal, tetapi telah menjadi krisis global. Permasalahan seperti pencemaran air, kerusakan hutan, polusi udara, dan perubahan iklim telah memberikan dampak yang signifikan terhadap kehidupan manusia dan ekosistem. Kota Bogor, yang dikenal sebagai kota hujan, kini justru masuk dalam daftar kota dengan kualitas udara terburuk kelima di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa masalah lingkungan tidak mengenal batas wilayah.

 

Sungai, sebagai sumber kehidupan, mengalami degradasi yang sangat serius. Padahal, sungai memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Kerusakan sungai tidak hanya disebabkan oleh pencemaran, tetapi juga oleh perubahan tata guna lahan di kawasan sekitar sungai. Aktivitas manusia seperti pembuangan limbah industri dan domestik, serta alih fungsi lahan menjadi permukiman, telah menyebabkan penurunan kualitas air sungai secara drastis.

 

Hutan, sebagai paru-paru dunia, juga menghadapi ancaman yang serius. Pembalakan liar, kebakaran hutan, dan konversi lahan menjadi perkebunan besar-besaran telah menyebabkan kerusakan hutan dalam skala yang luas. Akibatnya, terjadi hilangnya keanekaragaman hayati, erosi tanah, dan perubahan iklim mikro.

 

Masalah sampah juga menjadi tantangan besar bagi lingkungan. Indonesia, sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar, menghasilkan sampah dalam jumlah yang sangat signifikan. Data menunjukkan bahwa Indonesia menempati posisi kedua sebagai penghasil sampah makanan terbesar di dunia setelah Arab Saudi. Selain itu, Indonesia juga menghadapi masalah penumpukan sampah elektronik yang semakin mengkhawatirkan. Melihat kondisi lingkungan yang semakin memprihatinkan, kita perlu membangun kesadaran ekologis yang lebih tinggi.

 

Kesadaran ekologis adalah pemahaman bahwa manusia adalah bagian integral dari alam dan tindakan kita memiliki dampak yang signifikan terhadap lingkungan. Dengan membangun kesadaran ekologis, kita akan termotivasi untuk berperilaku lebih ramah lingkungan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline