Ekonomi syariah di Indonesia terus menunjukan progres menarik dalam beberapa tahun terakhir. Data The State of Global Islamic Indicator (SGIE) Report 2022 yang diluncurkan DinaStandard di Dubai, Uni Emirate Arab. Indonesia menduduki peringkat keempat setelah Malaysia, Arab Saudi, dan Uni Emirate Arab.
Sudah banyak negara yang mulai melihat bagaimana potensi ekonomi syariah untuk menopang perekonomiannya, salah satunya ialah indonesia yang mana memiliki potensi yang lebih besar karna masyarakat Indonesia mayoritas beragama islam. Angkanya menunjukan bahwa 87,2% penduduk beragama islam mampu untuk memulihkan perekonomian pada tahun 2023.
Pemerintah secara khusus berkomitmen mewujudkan potensi ekonomi syariah ini agar berkembang berkelanjutan dengan membentuk Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS). Dimana KNEKS berfokus untuk menyatukan Langkah seluruh pelaku industri guna memperkuat ekosistem ekonomi syariah di Indonesia.
Maka dari itu memperkuat ekosistem ekonomi syariah itu dapat dilakukan dengan meningkatkan jumlah SDM yang berkompetensi di bidang industri ekonomi dan keuangan syariah, apalagi saat ini, hanya 10% dari pekerja di industri keuangan syariah yang memiiki latar Pendidikan eonomi dan keuangan syariah, sedangkan 90% lainnya berlatar belakang Pendidikan lain, baik konvensional maupun umum.
Selain itu juga, pemerintah berfokus kepada sertifikasi produk halal. Dengan adanya UU NO. 33 tahun 2014 tentang Jaaminan Produk Halal yang mewajibkan barang yang masuk, beredar, dan diperdagangkan untuk wajib bersertifikat Halal sehinggan mendorong para pelaku industri untuk berlomba -- lomba mendaftarkan produknya untuk mendapatkan sertifikasi halal.
KNEKS juga meluncurkan salah satu program prioritas yakni Zona KHAS ( Kuliner, Halal, Aman dan Sehat). Terdapat empat lokasi Zona KHAS yakni Rasuna Garden Foodstreet, Kuningan, Jakarta. Los Lambung, Bukittinggi, Sumatra Barat. Valkenet Malabar, bandung. Dan terakhir Lego -- lego, Makassar. Dengan adanya Zona KHAS juga secara tidak langsung berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional karna konsumsi rumah tangga yang terus meningkat dan Zona KHAS mengambil peran penting dalam hal ini.
Sektor lain yang paling memegang peranan penting dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia adalah investasi. Sebab hingga akhir 2022, total aset pasar modal syariah di Indonesia mencapai Rp 4.416,8 triliun. Angka ini tumbuh 10,87% dibandingkan tahun lalu. OJK mencatat meski jumlahnya meningkat , market share atau pangsa pasar dari saham syariah ini baru mecapai 47,43 %. Artinya, saham syariah belum mendominasi pasar saham secara keseluruhan.
Selain sukuk, pendanaaan investasi di sektor ekonomi syariah juga dapat dilakukan melalui penerbitan saham syariah. Pada Agustus 2022, tercatat sebanyak 523 saham syariah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Di samping itu, dengan berdirina BPKH, Dana Pensiun Syariah, layanan Syariah BP Jamsostek, serta unit investasi syariah di PT Taspen, membuka potensi permintaan yang cukup tinggi terhadap instrument investasi berbasis syariah.
Dengan demikian, potensi ekonomi syariah untuk memulihkan ekonomi nasional di tahun 2023 ini dapat terimplementasikan secara berkesinambungan dalam mencapai tujuan bersama menjadikan Indonesia sebagai negara yang perekonomian yang baik tanpa ada kesenjangan di masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H