Lihat ke Halaman Asli

Kenapa Seorang Mahasiswa Harus Bergabung Organisasi?

Diperbarui: 24 November 2023   05:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Aktivitas seorang mahasiswa tidak hanya terjadi saat pembelajaran di kelas. Meski saat pembelajaran di kelas sudah selesai, mahasiswa masih memiliki kegiatan lain yang harus dilakukan, seperti melakukan diskusi bersama mahasiswa lain untuk mengerjakan proyek, terjun ke lapangan untuk melakukan penelitian, atau melakukan hal lain dengan bergabung dengan organisasi yang ada di lingkungan kampus.

Di dalam lingkungan kampus terdapat berbagai macam organisasi berdasarkan tujuan yang hendak dicapai oleh organisasi tersebut. Adanya berbagai macam organisasi memberikan opsi bagi mahasiswa untuk dapat menyesuaikan minatnya pada suatu hal. Dengan bergabung dengan suatu organisasi, dapat menjadi sebuah jalan atau jembatan bagi mahasiswa untuk mengembangkan minatnya menjadi suatu hal yang bermakna khususnya bagi dirinya sendiri atau bahkan untuk orang lain yang ada di sekitarnya

Terdapat cerita dari seorang teman saya yang merupakan mahasiswa dan mengikuti salah satu organisasi mahasiswa di kampusnya, yaitu Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Latar belakang teman saya mengikuti GMNI adalah sebagai sarana dalam mengimplementasikan materi yang diperoleh ketika mengikuti pembelajaran di kelas. Teman saya sebagai mahasiswa fakultas ilmu sosial dan ilmu politik, berpandangan bahwa mengikuti organisasi di kampus merupakan hal yang penting dikarenakan jurusan yang terdapat dalam fakultas ilmu sosial dan ilmu politik, minim melakukan praktikum. Sehingga, teman saya memerlukan sebuah wadah untuk dapat mempraktikan ilmu yang diperoleh secara nyata.

Untuk alasan personal, teman saya memilih GMNI daripada organisasi mahasiswa yang sejenis dikarenakan kurang tertarik dengan suatu organisasi atau perkumpulan yang mengatasnamakan nilai agama. Sedangkan, GMNI menggunakan nilai nasionalisme dan asas kesetaraan terhadap sesuatu yang perlu untuk diperjuangkan. Nilai yang digunakan GMNI bersumber dari ajaran salah satu tokoh pendiri bangsa Indonesia yaitu Bung Karno. 

Teman saya selama mengikuti GMNI mendapatkan sesuatu yang dilihat secara materiil dan immateriil. Secara materiil, teman saya mendapatkan sebuah relasi yang mengantarkannya mendapat akses informasi seputar kegiatan yang menunjang kegiatan perkuliahannya. Sedangkan secara immateriil, teman saya bisa menjalin hubungan dengan alumni yang tentunya memperluas relasi untuk akses informasi yang lebih luas. Lebih lanjut, teman saya mendapat semacam pemikiran-pemikiran baru dalam setiap kajian yang dilaksanakan oleh organisasi yang menciptakan pandangan baru dalam melihat suatu permasalahan. Bagi teman saya, memiliki pandangan baru dapat membantu dalam memberikan pendapat dan mengembangkan pendapat seperti saat sesi diskusi di kelas mata kuliah yang diikuti. Sehingga, teman saya bisa lebih kritis dan aktif yang membantunya mendapatkan nilai secara maksimal.

Teman saya melihat GMNI menjalankan organisasinya berdasarkan nilai yang dianut. Misalnya dalam kesetaraan, baik anggota maupun kader diperlakukan setara atau sama dengan pendekatan kekeluargaan dan mendapatkan kesempatan yang sama untuk saling memberikan pendapat dan berinteraksi satu sama lain tanpa memandang status baik itu anggota atau kader. Meski begitu, GMNI tidak mengesampingkan hal penting dalam kehidupan bermasyarakat dengan memegang teguh norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti norma tata krama dan sopan santun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline