Banjir menjadi permasalah utama yang belum terselesaikan hingga sekarang, akhir-akhir ini di tengah konsentrasi fokus terhadap pandemi, masyarakat di Indonesia atau lebih seringnya di kota Jakarta tidak hanya menghadapi pandemi Covid-19 tetapi bencana banjir masih terjadi di daerah tersebut. Banjir merupakan peristiwa dimana daratan yang biasanya kering menjadi tergenang oleh air. Di Indonesia, banjir termasuk bencana alam yang paling sering terjadi, yakni 37,5ri semua potensi bencana alam lainnya.
Di Jakarta, jumlah korban jiwa akibat banjir tahun ini mencatat korban lebih sedikit, yaitu 5 orang. Data ini merupakan data 21 Februari pukul 09.00 WIB. Jumlah korban di 2021 ini sama dengan seperti banjir pada 11 Februari 2015 yang memakan 5 korban jiwa. Sementara di tahun-tahun sebelumnya, korban jiwa akibat banjir di atas 10 orang. Misalnya pada banjir 1 Januari 2020 memakan korban hingga 19 orang. Kemudian pada 17 Januari 2013 korban jiwa mencapai 40 orang.
Kemudian pada 2 Februari 2007 korban jiwa mencapai 48 orang. Sementara pada 2 Februari 2002 tercatat 32 orang meninggal akibat banjir. Dan saat ini sudah ditetapkan menjadi status siaga darurat banjir, penyebab terjadinya banjir secara umum biasanya disebabkan oleh curah hujan yang tinggi. Selain itu disebabkan oleh resapan air yang sempit dan meluapnya sungai-sungai atau selokan. Serta kurangnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan yang masih membuang sampah sembarangan dan belum menyadari bahwa perilaku sehari-hari atau kegiatan yang dilakukannya dapat merugikan orang lain, baik di daerah tersebut maupun di daerah lain.
Banjir termasuk dalam bencana alam yang terjadi secara mendadak, dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan pemukiman, perubahan kualitas lingkungan karena cemaran yang ditimbulkan dan rentan terjadi masalah kesehatan pada masyarakat. Bencana banjir yang terjadi dalam waktu relatif lama dapat menyebabkan kerusakan sistem sanitasi dan air bersih, serta menimbulkan potensi kejadian luar biasa, penyakit-penyakit yang ditularkan melalui media air seperti penyakit kulit, diare, serta penyakit deman berdarah.
Akan tetapi resiko-resiko penyakit tersebut tergantung pada komponen berbahaya yang terdapat di dalamnya. Pada Kondisi lingkungan yang tidak bersih, persediaan air yang terbatas seringkali menjadi penyebab korban lebih rentan terserang penyakit. Menurut PerMenKes No.82/2014 bahwa penyakit menular masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang dapat menimbulkan kesakitan, kecacatan bahkan kematian yang tinggi.
Dengan buruknya kondisi lingkungan saat ini, maka perlu bagi kita untuk meningkatkan risiko kesehatan. Umumnya kelompok yang rentan terserang penyakit yaitu anak-anak dan lansia, hal ini akibat daya tahan tubuh yang rendah. Tetapi kini sudah merata, bisa menyerang siapa saja akibat kontak langsung dengan air yang tercemar dan kondisi lingkungan buruk. Sehingga hal tersebut menjadi perhatian yang serius, perlu dilakukan penyelenggaraan penanggulangan melalui upaya pencegahan, dan pengendalian yang efektif dan efisien.
Pengolahan risiko dalam bidang kesehatan itu penting sehingga perlu dilakukan pengendalian untuk meminimalisir terjadinya gangguan kesehatan yang bisa dipicu oleh banjir. Hal-hal yang perlu dilakukan sebelum terjadinya banjir yaitu dengan mengubah kebiasaan buruk membuang sampah sembarangan, rajin melakukan kerja bakti untuk membersihkan saluran air (selokan), menyiapkan obat dan logistik di dalam rumah masing-masing, serta melakukan gerakan 3R, Reuse (menggunakan kembali sampah yang masih dapat dimanfaatkan), Recycle (mendaur ulang), Reduce (mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah).
Semua orang tidak dapat memprediksi kapan banjir datang, sebelum hal tersebut menimpa kita, maka perlu kewaspadaan dan kesiapan diri terhadap kemungkinan yang akan terjadi. Masalah banjir adalah masalah bersama, bukan hanya tanggung jawab pemerintah ataupun pihak-pihak tertentu, melainkan tanggung jawab kita semua. Kepedulian terhadap lingkungan itu penting, karena dari hal yang kecil bisa berdampak besar. Marilah kita semua bersama-sama menjaga lingkungan agar terhindar dari penyakit berbahaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H