Bunga Renjana yang rupawan, bersinar di tengah lebatnya semak belukar, bukan tak terawat, melainkan Ia memang berbeda, suci di tengah kekotoran, harum di tengah kekosongan, terpelihara di tengah keliaran. walau kadang kau tetap tampak liar dan menggemaskan.
Kau adalah renjana... kekasih, rupa dari bunga yang selama ini kusiram pelan-pelan, harummu semerbak, durimu lancip dan rapat, tandanya kau terjaga dan tak pernah tersentuh selain olehku yang selalu mengelus kelopakmu dari debu.
Kau tak pernah berkata "aku milik dia dan dia pernah mengusap mahkotaku", dan aku yakin itu, karena kau terjaga wahai cantik. Tak ada celah untuk serangga membantu penyerbukanmu. Sedang animogamimu lewat nafas hidupku. Di sisimu harum selalu hidupku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H