Lihat ke Halaman Asli

Penggemukan Domba dan Pupuk Organik

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pemeliharaan ternak singkron dengan usaha pembuatan pupuk organik. Kegiatan tersebut secara langsung berkesinambungan untuk dapat dijalankan bersamaan. Secara prinsip semua yang ada dalam kegiatan tersebut akan termanfaatkan dan bernilai ekonomi tinggi.

Segala hal yang ada di sekitar peternakan domba mempunyai nilai ekonomi, tidak terkecuali adalh kotoran ternak. Bagi pemilik/pemelihara peternakan produksi kotoran akan melimpah baik itu kotoran dalam bentuk cair/urine maupun kotoran keras. Semua kotoran tersebut tidak ada yang terbuang akan tetapi dijadikan pupuk organik sehingga akan dapat menjadi tambahan pendapatan dalam mengelola peternakan.

Konsep peternakan yang dijalankan seperti ini, peternak akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dengan di dukung faktor usaha lainnya. Selain mendapatkan laba dari ternak yang dipelihara, juga akan mendapatkan laba dari kotoran ternak melalui pupuk organik. Cara menjalankan masing – masing usaha secara terintegrasi akan lebih komplek seandainya sekalian dijalankan dengan melakukan kegiatan pertanian. Mulai dari cara menernakkan domba dan kambing, mengolah kotoran ternak menjadi pupuk organik, hingga menanam sayuran organik.

Pemanfaatan kotoran yang merupakan residu kandang bersama limbah organik lainnya berfungsi efektif. Sebagai komponen utama pembuatan pupuk organik yang dapat dimanfaatkan untuk segala macam tanaman. Selain itu sistem untuk pemanfaatan kotoran yang dimanfaatkan untuk pupuk organik juga secara tidak langsung akan memicu peternak untuk merubah sistem pemeliharaan dari tradisional menjadi sistem modern. Sistem modern yang dimaksud adalah pemeliharaan dengan menggunakan kandang panggung sehingga kotoran mudah ditampung dan pengawasannya juga mudah.

Kegiatan usaha secara integritas ini akan memunculkan kegiatan yang berkesinambungan untuk saling berkolaborasi dalam usaha. Hal ini karena memacu usaha produksi pertanian secara organik yang berkualitas tinggi, perbaikan estetika melalui perbaikan pengelolaan kandang domba sehingga lokasi peternakan tetap indah dan asri, usaha peternakan secara penggemukan untuk mencukupi kebutuhan daging akan tetap terjaga.

Di Desa Merden, Kecamatan Purwonegoro, Kabupaten Banjarnegara sudah menjalankan itu semua. Potensi desa yang berlimpah akan pakan untuk kebutuhan ternak sangat mendukung untuk kegiatan usaha peternakan. Bahkan kotoran yang dihasilkan oleh domba dimanfaatkan untuk pupuk organik. Selain itu kotoran yang dihasilkan selain untuk pupuk organik juga digunakan untuk makanan ternak lele.

Kampung tersebut ada satu kelompok ternak dengan jumlah domba yang dipelihara baru 19 ekor. Jumlah pakan yang melimpah dan kebutuhan pupuk organik yang tinggi merupakan potensi yang patut untuk ditingkatkan. Pakan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan ternak sangat melimpah di wilayah tersebut. Pemberian pakan juga sudah menggunakan pakan dalam bentuk fermentasi, sehingga kualitas pakan tinggi dan dapat dibuat pakan secara berkala.

Bahkan saat ini kelompok saat ini sudah terdapat kandang dengan kapasitas sekitar 70 ekor akan tetapi baru terisi domba 19 ekor sehingga terdapat kandang yang siap dimaksukin domba sekitar 21 ekor. Pola pemeliharaan yang dilakukan di kelompok tersebut adalah penggemukan dengan waktu pemeliharaan 4 bulan. Jadi, setiap empat bulan sekali domba dijual dan petani akan memdapatkan keuntungan dari pemeliharaan tersebut, selain sudah mendapatkan hasil dari kotoran yang setiap harinya di produksi.

Saat ini stok dari pupuk organik yang dihasilkan masih sebatas untuk dikelola sendiri. Produksi pupuk organik yang masih sedikit dan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Selain memelihara domba untuk digemukan peternak juga menjalankan usaha pertanian organik. Petani akan mendapatkan laba ganda, yaitu dari usaha penggemukan dan hasil pertanian organik yang mempunyai nilai jual cukup tinggi.

Kelompok peternakan tersebut juga membuka akses kepada masyaraka umum untuk bersama-sama dapat melakukan kegiatan tersebut. Kegiatan bersama ini dapat dengan memelihara peternakan secara langsung atau secara investasi. Kelompok membuka investasi kepada masyarakat secara umum dengan ketentuan yang di tetapkan bersama.

Tawaran investasi yang ditawarkan oleh kelompok adalah modal awal 750.000 untuk pembelian bibit bakalan domba. Biaya tersebut ditambah biaya pemeliharaan sebesar 60.000. Waktu pemeliharaan setiap periode adalah empat bulan. Dalam waktu empat bulan domba dijual dengan harga penjualan 1.400.000. Dengan demikian setiap periode pemeliharaan selama empat bulan akan di dapat hasil keuntungan 400.000. Selama satu tahun investor akan mendapatkan keuntungan sebanyak 1.200.000. Sehingga dalam waktu satu tahun pemeliharaan investor akan tambah satu ekor bakalan, sehingga investor akan mempunyai total ekor domba masih sisa sekitar 200.000.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline