Lihat ke Halaman Asli

Puisi: Berhenti ialah Mati

Diperbarui: 6 Desember 2024   02:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Suatu hari, sore mulai redup
Daku bertanya, mengapa harus redup?
Sore kala itu sangat indah, sayang bila secepat itu
Mengapa harus bertemu malam?

Alam pun terdiam tak menjawab
Berputar seperti biasanya
Gelap tetap milik sang malam
Tak merubah karena pertanyaan ku


Pertanyaan itu tak merubah situasi
Egoku tinggi, tetap sore itu paling indah
Berandai bertahan selamanya
Sore beserta mentari kilau

Membayangkan, pelabuhan semakin penuh
Laut semakin sepi
Ombak kian berderas
Diriku tetap berlabuh dengan khidmat

Bisa kah semuanya bertahan?
Sore tetaplah sore yang aku kenal
Tak ingin ku melihat menjadi gelap malam
Walaupun ku tahu, bintang akan datang

Saat ini, alam memberi isyarat
Memperlihatkan burung beterbangan
Tak henti, mereka terus mengitari
Seakan mati, bila mereka terhenti

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline