Lihat ke Halaman Asli

Ah...Dlahom itu....

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa hari terakhir ini di media tv ramai meliput peristiwa penyelamatan secara dramatis para pekerja tambang di Chile yang berjumlah 33 orang sedang terjebak dalam perut bumi di kedalaman 700 meter. Saya sangat apresiatif terhadap proses penyelamatan tersebut. Sebuah kerja tim yang patut diacungi jempol. Saya bertanya dalam hati, mengapa mereka kok bisa begitu? Menurut berita di tv salah satu korespondensi tim investigasi yang mengulas peristiwa penyelamatan tersebut, "itu semua karena faktor 'willingness' nya. Sedang di negara ini, itu yang tidak kita miliki, lebih senang berdiskusi". Ah..apa iya ?

Saya jadi teringat apa yang dilontarkan dalam forum resmi seminar disalah satu universitas Islam swasta ternama di Jogjakarta. Dekan FE UI saat itu berbicara "pengalaman saya ketika di Eropa ... orang kita itu pintar-pintar secara individu tetapi ketika bekerja secara tim 'dlahom' (dia menggunakan istilah Surabaya karena memang orang Surabaya). Saya sendiri agak kurang pas memahami istilah dlahom ini, mungkin maksudnya itu "tolah toleh..bengong tidak tahu apa yang harus dilakukan atau diperbuat" hahahaha...

Ah..saya kalau ingat Pak Firmanzah waktu itu suka senyum sendiri. Saya sendiri juga pernah mengalaminya ketika diminta mengurusi seminar rutin yang dilakukan setiap bulan di tingkat fakultas. Ini bukan karena saya pintar tetapi karena penunjukkan saja oleh pejabat berwenang.  Tim yang terlibat 3 orang termasuk saya, tetapi apa yang terjadi? Saya sudah berusaha untuk berinisiatif mengajak teman satu tim untuk bekerja bersama dengan pembagian tugas tentunya. Tambah dekat waktu pelaksanaan tambah gak jelas..semua diserahkan pada saya. Tanpa banyak bicara saya kerjakan saja dan selesai. Untuk pelaksanaan berikutnya, karena pada hari H saya tidak bisa saya sudah bicara satu hari sebelumnya, bahwa saya ada tugas di luar kampus jadi saya minta bantuan teman satu tim untuk menghandle acara rutin itu. Belakangan saya tahu bahwa acara tetap berjalan tetapi administrasinya amburadul.

Mengapa bisa seperti itu? Kalau bekerja tim kita tidak bisa? Saya hanya menduga saja (boleh kan) bahwa ternyata memang kita ini suka sekali 'menjagakne' orang lain. Ah masa iya? Kalau begitu egois dong! Iya barangkali. Lha..itu buktinya ! hehehehehe

Peristiwa Chile ini mengingatkan saya bahwa 'tindakan yang cepat dan tepat' akan menghasilkan sebuah keberhasilan tentunya juga dibarengi do'a. Willingness ataupun sebuah kemauan yang kuat juga telah mengingatkan saya, bahwa kita bisa berbuat dan menemukan solusi dari masalah bila kita memiliki kemauan yang kuat, tidak cukup hanya dengan berdiskusi dan berkata-kata.

Untuk bekerja secara tim, saya masih belum menemukan resepnya (hahahahah) karena ketika saya sudah tidak interest lagi tiba-tiba teman satu tim berinisiatif mengambil peran untuk mengurusi acara rutin tersebut. Saya hanya tersenyum, mengiyakan dan memberi acungan jempol walaupun saya sudah banyak tidak melibatkan diri lagi karena saya sudah punya kesibukan sendiri.

Satu catatan lagi dari peristiwa penyelamatan pekerja tambang di Chile tersebut sang pemimpin pekerja yang terjebak diangkat ke atas sebagai orang terakhir. Tidak hanya itu pemimpin negaranya turut hadir di lokasi. Sebuah pelajaran berharga untuk saya pribadi karena saya sering melihat leadeship seperti itu tidak atau jarang saya temui di republik ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline