Lihat ke Halaman Asli

Warung Padang.. Welcome Banget..

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bisa kita lihat di kota manapun anda pernah berkunjung bisa dipastikan anda menemui warung Padang di pinggir jalan. Konsumennya tidak hanya dari kalangan menengah tetapi juga kalangan atas. Hebatnya lidah orang-orang itu dapat menerima rasa masakan Padang ini. Saya kadang berfikir bahwa anak-anak melayu ini merantau hanya bermodalkan resep leluhur, resep memasak makanan yang sudah menjadi turun temurun di kampungnya. Lihatlah di terminal bus, di bandara, dipinggir jalan sepanjang jalur pantura, di sekitar kampus, disekitar rumah sakit, dimanapun tempat keramaian bisa dipastikan anda akan menemui warung makan Padang ini.

Apa resep yang membuat masakan Padang bisa diterima lidah kalangan suku apapun di negeri ini? Apakah memang karena rasanya sehingga masakan mereka bisa diterima ? Rata-rata orang melayu kalau memasak memang berani bumbu, istilah saya. Ini dapat saya rasakan ketika pertama kali saya menginjakkan kaki di Malang sebagai anak rantau untuk menuntut ilmu.  Ketika saya mencoba makan di warung setempat saya bergumam dalam hati, hambar. Ini mungkin karena saya belum terbiasa dengan masakan setempat. Tidak semua memang, ada beberapa warung lokal yang menurut saya rasanya pas.

Tetapi bila anda membandingkannya dengan masakan Padang, cobalah tengok mulai dari yang bermata sipit, sampai mata belok; mulai dari yang berkulit putih, kuning sampai dengan yang berkulit hitam dan legam mereka semua menjadi konsumen yang setia. Mengapa begitu? Apa hanya karena rasanya? Bisa benar bisa juga tidak.

Saya sempat mengamati hal ini. Saya juga sempat berdiskusi dengan pelaku usaha ini. Ternyata mereka benar-benar memegang filosofi bisnis yang sering diajarkan di kelas-kelas bisnis. Memberikan pelayanan yang cepat (siap saji, memang mungkin duluan Warung Padang ketimbang McDonald ya heheheh) karena ukuran perut orang ketika sedang lapar tidaklah sama. Tidak melakukan diskriminasi harga, semua konsumen diperlakukan sama. Kok begitu ? Yah ini mungkin saya pernah mengalaminya, hanya karena saya tidak bisa berbahasa lokal ketika saya pertama kali merantau maka harga yang diperlakukan antara saya dan orang lokal berbeda. Ini saya alami sendiri. Nah, untuk warung Padang ini, itu tidak akan terjadi. Yang ketiga, tentunya menurut 'uda' teman diskusi saya ini karena taste alias rasa. Berani bumbu membuat masakan Padang bisa diterima suku apapun di nusantara ini. Sekarang saya bertanya, apakah anda pernah merasakan masakan Padang ? Apa komentar anda ?

Tetapi ketika saya melewati sebuah jalan, saya agak risau karena terdapat tulisan Masakan Padang ASLI disebuah warung Padang. Saya jadi berfikir apakah ada yang tidak asli ? Masak sih? Memang saya pernah makan di warung Padang dan ketika saya menggunakan bahasa Padang sang pelayan tidak bisa menjawabnya, apakah ini yang dimaksud tidak asli ? Sepertinya saya perlu mampir dan mencari tahu tentang tulisan ASLI tadi.

Saya juga jadi teringat ketika saya ke Jogja dan mampir di warung Padang di dekat stasiun Tugu untuk makan siang, yang melayani itu mbok-mbok yang selalu berbahasa lokal. Apa mungkin ini yang dimaksud tidak ASLI ?. Tetapi saya sendiri sempat ditawari pemilik warung (yang sudah seperti teman akrab) langganan saya untuk membuka usaha warung Padang dan semua yang menyediakan masakan teman saya ini.

Ah apapun itu ASLI atau tidak ASLI yang jelas filosofi bisnis mereka sudah saya tangkap, melakukan pelayanan dengan cepat, tidak melakukan diskriminasi harga dan menjaga mutu makanan melalui rasa yang dapat diterima semua lidah orang Indonesia dengan bumbu dan rempah yang proporsional dalam proses memasak makanan.

Ah... jadi kepingin makan nih....yuk..ke Warung Padang ...




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline