Lihat ke Halaman Asli

Pensiun usia 100 tahun ?

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Sewaktu menunggui istri di rumah sakit lima hari yang lalu dalam rangka melahirkan. Saya tertegun dengan ramainya berita demonstrasi besar di Perancis mengenai keinginan pimpinan mereka memperpanjang usia pensiun dari 60 tahun menjadi 62 tahun. Sudut pandangku sebagai orang Indonesia bertanya mengapa kok tidak mau ya? Seandainya itu dilakukan dinegara ini apa yang akan terjadi? Bila dibandingkan dengan Perancis yang angka harapan hidupnya jauh lebih baik (laki-laki hampir 78 tahun dan perempuan 84 tahun) tentulah angka harapan hidup kita kalah jauh yang hanya 70 tahun, katanya lagi.

Saya jadi berfikir mengapa tidak mau ditambahi usia pensiunnya? Beda sama pejabat disini yang terkadang begitu senang dengan diperpanjang masa pensiunnya karena masih 'dibutuhkan'. Sepertinya kita ini kekurangan orang yang baik dan berprestasi. Inilah yang mengganjal pemikiran saya heheheh. Apa karena di Perancis itu negaranya sudah makmur dan sistem jaminan sosialnya sudah berjalan baik sehingga warganya tidak mau ditambahi beban kerja dan ingin menikmati usia tuanya dengan berkeliling dunia? Atau karena semakin tingginya angka harapan hidup sehingga mereka juga dianggap masih produktif ?

Saya jadi membayangkan seandainya itu terjadi di negara ini tentulah mungkin banyak yang setuju karena kondisi hidupnya yang masih payah. Bukankah sistem jaminan sosial di negara ini belum begitu baik. Lha bagaimana tidak, ketika ada bantuan untuk orang miskin dari pemerintah, mendadak jumlah penduduk yang miskin bertambah. Apalagi ketika pemilu tahun kemarin ada yang sudah 'tewas' tetapi tetap terdaftar menjadi pemilih. Ini barangkali tanda-tandanya bahwa kita butuh tambahan untuk usia pensiun (hehehehe) untuk memperbaiki data yang amburadul tadi.

Saya jadi ingat ketika ada pemutakhiran data. Ibu saya yang masih hidup dibuat almarhumah, data tanggal menikah saya berubah. Tapi saya berfikir positif saja mungkin yang entri lagi ngantuk hehehe. Sampai-sampai saya berfikiran sudahlah kalau memang harus saya sendiri yang entri ya tidak mengapa saya akan sediakan waktu untuk membenahi daftar kartu keluarga saya. Saya hanya heran saja katanya sudah on line tapi kok ? Padahal hanya pindah er te, sudah juga didata dengan sidik jari pake ditanyain segala untuk konfirmasi de el el tetapi masih saja keliru.

Ngomong-ngomong tentang pensiun ini BBC pernah memuat tentang laporan usia pensiun ideal itu berapa? Menurut BBC ini, laki-laki pada saat usia 63 tahun punya kecenderungan untuk terus produktif sedang wanita hanya sampai 58 tahun. Dengan angka harapan hidup rata-rata 70 tahun berarti orang Indonesia untuk laki-lakinya rata-rata akan menikmati sisa 7 tahun.

Ah apapun alasan presiden Perancis biarlah itukan negaranya yang beda sama negara saya. Saya jadi mengkhayal seandainya usia pensiun itu 100 tahun, ini mungkin akan memacu juga pola hidup sehat dari orang Indonesia. Merasa akan dipensiunkan usia 100 tahun maka orang Indonesia akan menjaga kesehatannya, hidup lebih teratur, olah raga yang cukup, pola makan juga teratur. Jadi, pensiun ini sebagai pemicu ke arah yang positif bagi gaya hidup. Beda kalau usia pensiunnya hanya 60 tahun misalnya, tentunya mereka akan berlomba-lomba untuk mempersiapkan bekal setelah pensiun nanti, belum lagi untuk anak cucunya, cicitnya dan mungkin canggahnya heheheh. Tetapi apa iya bisa ya? Mana tahu lah wong belum dicoba ? Mau nyoba pemerintah ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline